Panen Raya di Ngawi, Gubernur Khofifah Klaim Jawa Timur Menuju Kedaulatan Pangan

Image Not Found
Gubernur Jawa Timur, Khofifah ikut serta dalam panen raya, Foto : Kriswanto – Sinergia

Sinergia | Kab. Ngawi – Jawa Timur merupakan lumbung pangan nasional dalam beberapa tahun terakhir. Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, produksi padi pada 2024 sebanyak 9,27 juta ton GKG (Gabah Kering Giling-red) dan produksi beras pada 2024 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 5,35 juta ton. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengklaim Jawa Timur sudah mengarah pada kedaulatan pangan.

“5 tahun terakhir produksi padi dan beras di Jawa Timur itu tertinggi secara nasional. Jikalau secara nasional sedang membangun ketahanan pangan, maka sesungguhnya Jawa Timur sudah mengarah pada kedaulatan panga. Nah Ngawi produktifitas padi sesuai data BPS itu tertinggi,” terang Khofifah usai menghadiri Panen Raya Padi Serentak di 14 Provinsi bersama Presiden Prabowo Subianto, yang digelar di Desa Kartoharjo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Senin (07/04/2025).

Menurutnya, lanjut Khofifah, banyak inovasi yang dilakukan oleh petani maupun gabungan kelompok tani (Gapoktan) untuk peningkatan produksi padi. Bahkan, campur tangan pemerintah daerah maupun pusat juga menjadi faktor pendukung produktifitas padi di Jawa Timur meningkat. Selain itu, juga mengapresiasi petani muda atau milenial baik di Ngawi maupun Jawa Timur yang terus bergerak memanfaatkan teknologi pertanian.

Image Not Found
Gubernur Jawa Timur, Khofifah ikut serta dalam panen raya, Foto : Kriswanto – Sinergia

“Yang luar biasa adalah Jawa Timur ini petani milenialnya terbanyak se-Indonesia dan di antara petani milenial yang terbanyak se-Indonesia di Jawa Timur ini ternyata yang sangat kreatif, inovatif dan punya basic science yang bagus adalah petani milenial Ngawi. Itu punya laboraturium juga,” jelasnya.

Dalam laporan yang disampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto, bahwa petani di Jawa Timur juga bisa panen padi 7 kali dalam 2 tahun. Petani di Jawa Timur juga bisa memproduksi alat dan mesin pertanian seperti transplanter hingga bed dryer. Termasuk penggunaan pupuk organic untuk menjaga kesuburan tanah persawahan.

“Pupuk organik ini masih ada kesulitan untuk mendapatkan izin edar. Perlunya dukungan regulasi agar petani lebih mudah memperoleh izin edar. Selama ini penggunaan pupuk organik masih dikalangan kecil,” pungkas Gubernur Jatim 2 periode itu.

Apalagi, pemanfaatan pupuk organik dapat meningkatkan efisiensi biaya operasional dan memperbaiki kualitas tanah. Pemprov Jatim terus berupaya untuk menggenjot produktifitas padi maupun beras ditengah tantangan perkurangnya lahan pertanian.

Kriswanto – Sinergia

Bagikan ke :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *