Museum Transit di Ponorogo, Pamerkan Artefak Cagar Budaya

Image Not Found
artefak-artefak yang tersimpan di balai penyelamatan yang berada di bekas Gedung SDN Patihan Kidul,
Ega Patria – Sinergia

Sinergia | Ponorogo – Ponorogo sangat kental akan sejarah dan kebudayaan. Jadi tidak heran jika banyak ditemukan benda-benda atau artefak peninggalan sejarah di Kota Reog ini. Seperti artefak-artefak yang tersimpan di balai penyelamatan yang berada di bekas Gedung SDN Patihan Kidul, Kecamatan Siman, Ponorogo.

Berdasarkan pantauan di lokasi, terdapat sekitar 50 artefak yang telah dikumpulkan. Koleksinya beragam, mulai dari Yoni, patung-patung, hingga kepingan uang koin kuno dari masa lampau.

Nah, sebagai upaya untuk melakukan inventaris benda-benda bersejarah tersebut, Pemerintah Kabupaten Ponorogo melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) setempat, yang bekerja sama dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) bakal mendirikan museum transit. Museum ini direncanakan berlokasi di kawasan Pemkab Ponorogo, tepatnya di Jalan Alun-alun Utara, Kelurahan Mangkujayan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Nantinya, seluruh koleksi akan dipindahkan ke Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP) yang berlokasi di atas bukit kapur di Kecamatan Sampung.

“Jadi sebelum dipindahkan ke MRMP, artefak-artefak yang sudah diinventarisasi akan terlebih dahulu dipamerkan di museum transit. Museum ini kami dirikan untuk menampung dan menampilkan koleksi sementara,” jelas Kabid Kebudayaan Disbudparpora Ponorogo, Oki Widyanarko, Senin (14/04/2025).

Sementara itu, tim dari Disbudparpora bersama TACB terus melakukan inventarisasi artefak di berbagai wilayah di Ponorogo. Salah satu temuan terbaru adalah Obyek Diduga Cagar Budaya (ODCB) berupa struktur batuan kapur di Desa Pandak, Kecamatan Balong.

“Museum transit ini ibarat miniatur museum. Di sinilah kami mulai belajar tata kelola museum sebelum semuanya dipamerkan secara penuh di MRMP,” tegas Oki.

Ia menjelaskan, meskipun bersifat sementara, museum transit akan tetap memiliki sistem kurasi. Artefak akan dikelompokkan berdasarkan periodisasi sejarah, mulai dari era pra-sejarah, Hindu-Buddha, Islam, kemerdekaan, hingga era reformasi.

“Fungsinya memang sementara, tapi museum ini menjadi tempat penampungan koleksi sebelum siap dipamerkan di MRMP. Kami juga membuka peluang bagi masyarakat yang memiliki koleksi artefak untuk menitipkan atau bahkan menghibahkannya ke museum,” jelasnya.

Warga yang merasa memiliki atau menemukan artefak cagar budaya dapat melapor ke Disbudparpora. Selanjutnya, artefak akan didaftarkan dan dikaji oleh TACB sebelum ditetapkan secara resmi.

“Nanti akan dikaji dan dilaporkan ke tim ahli. Mereka yang berwenang menentukan apakah benda tersebut layak menjadi koleksi museum,” tambahnya.

Museum transit ini juga direncanakan akan dilaunching oleh Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko. Dalam pengembangannya, museum tidak hanya akan menampilkan benda purbakala, tetapi juga akan memutar film-film sejarah untuk edukasi pengunjung.

“Jadi, sambil melihat artefak, pengunjung juga bisa menonton film sejarah. Museum ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut retribusi,” pungkas Oki.

Ega Patria – Sinergia 

Bagikan ke :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *