Petani Ponorogo Hadapi Penyakit Tanaman Padi, Gunakan Pestisida Alternatif Bubur California

Image Not Found
Kelompok tani Kelurahan Bangunsari membuat bubur california, Foto : Patria – Sinergia

Sinergia | Kab. Ponorogo – Sejumlah tanaman padi milik petani di Ponorogo mengalami penyakit yang dikenal dengan istilah ‘asem-aseman’. Gejala awal penyakit ini terlihat dari daun padi yang menguning kemerahan, dimulai dari ujung, menjalar ke pangkal, hingga akhirnya mengering dan menyebabkan pertumbuhan terhambat. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mengurangi hasil panen bahkan berpotensi menyebabkan gagal panen.

Di area persawahan Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Kota Ponorogo, fenomena ini semakin mengkhawatirkan. Abu Yahman, seorang petani setempat, mengungkapkan bahwa penyakit ini telah terjadi sepanjang musim penghujan.

“Air yang seharusnya bisa surut justru tergenang, menyebabkan tanaman cepat busuk akibat jamur dan bakteri. Selain itu, keasaman tanah juga tinggi,” ujarnya.

Untuk mengatasi masalah ini, Kelompok Tani Bangunsari menciptakan inovasi berupa Bubur California (BC), yaitu pestisida nabati/Alternatif berbahan dasar belerang, batu kapur, dan air.

Cara pembuatan BC cukup sederhana:

1. Rebus tepung belerang dan batu kapur halus dalam air mendidih hingga larut.

2. Aduk hingga semua bahan tercampur merata dan kembali mendidih.

3. Dinginkan larutan dan diamkan selama 24 jam agar cairan dan endapan terpisah.

4. Ambil cairan bagian atas yang berwarna kuning kemerahan, lalu simpan dalam jeriken atau botol.

Petani dapat menyemprotkan larutan ini dengan dosis berbeda sesuai usia tanaman. Usia 7 hari, campurkan seperempat botol air mineral dengan air sebelum penyemprotan. Sedangkan, usia 10 hari, campurkan setengah botol air mineral dengan air sebelum penyemprotan.

Ahmad Subkhi, seorang petani yang telah menerapkan inovasi ini, menyatakan bahwa BC efektif menekan pertumbuhan jamur dan bakteri.

“Ini namanya Bubur California, atau anti jamur. Ini siasat kita untuk menekan biaya pertanian, dan terbukti efektif,” katanya.

Sementara itu, Edy Mulyono, Petugas Pengendali Penyakit Tanaman (PUPT) Provinsi Jawa Timur, menambahkan bahwa selain di Bangunsari, beberapa kelompok tani lain di Kabupaten Ponorogo juga melakukan inovasi serupa. 

“Ini sangat bermanfaat, terutama dalam menekan biaya pertanian,” ujarnya.

Selain mengurangi jamur dan bakteri, penggunaan BC juga membantu petani mengurangi ketergantungan terhadap pestisida kimia. Dengan inovasi ini, diharapkan kesehatan tanaman padi tetap terjaga dan hasil panen meningkat, memberikan solusi berkelanjutan bagi petani di Ponorogo.

Patria – Sinergia

Bagikan ke :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *