Petugas Gabungan Evakuasi Batu Jumbo Timpa Rumah di Slahung

Image Not Found
Proses pemecahan batu raksasa. Foto : Patria – Sinergia, 23/02/2025.

Sinergia | Kab. Ponorogo – Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo Minggu (23/2/2025) meninjau batu berukuran jumbo jatuh dari tebing setinggi 50 meter yang longsor menimpa rumah milik Sunarto di Desa Ngilo Ilo, Kecamatan Slahung, Ponorogo, Sabtu (22/02/2025) kemarin. Batu tersebut menyebabkan kerusakan cukup parah.

Polres dan BPBD Ponorogo kini fokus pada pemecahan batu tersebut agar tidak menimbulkan longsor susulan. Polres Ponorogo telah berkoordinasi dengan PLN untuk bantuan daya guna mengoperasikan alat pemecah batu.

“Fokus kita hari ini bagaimana batu itu bisa kita pecah, biar tidak longsor lagi,” ujar AKBP Andin.

Selain itu, Polres juga berkoordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimca) Slahung untuk mendata kerugian akibat bencana ini serta berkomunikasi dengan BPBD terkait proses rehabilitasi.

“Kira-kira keperluannya untuk rehab ini apa, sudah kita komunikasikan dengan BPBD. Jadi setelah batu besar itu pecah, akan kita rehab kembali,” tambahnya.

Polisi juga mengantisipasi keberadaan batu besar lainnya di atas tebing. Jika dinilai berbahaya, batu-batu tersebut akan dipecah agar tidak mengancam keselamatan warga.

“Yang bisa kita pecah ya kita pecah. Dan di atas sana juga masih ada batu yang besar, sudah dicek sama Pak Kapolsek, Pak Danramil, dan Pak Kepala Desa. Kondisinya masih aman,” jelasnya.

Image Not Found
Proses pemecahan batu raksasa. Foto : Patria – Sinergia, 23/02/2025.

Sementara itu, BPBD Kabupaten Ponorogo turut melakukan evakuasi bersama TNI, Polri, dan warga setempat. Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo, Masun, mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk menilai potensi kerawanan bencana di wilayah tersebut.

“Kami akan koordinasi dengan PVMBG pusat untuk memastikan apakah wilayah ini menjadi wilayah yang rawan terjadi longsor batuan. Biasanya kalau ada penilaian itu langsung ada rekomendasi apakah warga di sekitarnya yang terancam bahaya ini perlu pindah atau tidak,” ujarnya.

Masun menambahkan bahwa kejadian serupa pernah terjadi di Desa Bekiring, Talun, dan Desa Sriti. Saat itu, PVMBG memberikan rekomendasi terkait kemungkinan relokasi warga.

“Insya Allah, seminggu setelah kita bersurat, biasanya mereka sudah melakukan survei ke lokasi. Kita harapkan minggu depan atau awal Maret sudah ada assessment oleh PVMBG,” jelasnya.

PVMBG nantinya akan menilai kondisi area, jenis batuan, kemiringan, serta medan luncur. Berdasarkan pendataan BPBD, terdapat dua kepala keluarga (KK) yang lokasinya berdekatan dengan rumah Sunarto dan berpotensi terdampak longsor.

“Rumah yang kita anggap bahaya, tapi kalau penilaian PVMBG, medan luncurnya tidak ke situ, berarti ya tidak bahaya. Yang bisa menentukan itu PVMBG,” pungkas Masun.

Patria – Sinergia

Bagikan ke :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *