Puluhan Warga Desa Balaigono Magetan Terserang Chikungunya

Image Not Found
Nyamuk Chikungunya, Foto : Istimewa

Sinergia | Kab. Magetan – Peralihan musim hujan ke kemarau bisa meningkatkan populasi nyamuk karena cuaca yang tidak stabil dan banyaknya genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Hal itu harus diwaspadai oleh masyarakat. Apalagi, jika nyamuk yang berkembang biak yakni chikungunya atau demam berdarah dengue.

Seperti yang terjadi dalam dua minggu terakhir, puluhan warga di Desa Balaigondo Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan terserang penyakit chikungunya. Puluhan warga pun mengalami kelumpuhan dan muntah-muntah akibat gigitan nyamuk chikungunya. Tidak hanya menyerang anak-anak, gigitan nyamuk cikungunya juga menyerang orang dewasa hingga lansia. 

“Khawatir karena disini sudah banyak warganya yang terserang ya. Sudah banyak yang kena. Mungkin hampir semua. Puluhan (warga-red) lebih,” ujar Putri, warga Desa Balaigondo.

Putri juga mengaku dirinya juga sempat sakit akibat chikungunya. Gejalanya seperti panas dan diare hingga badan kaku-kaku.”Yang kena anak-anak, dewasa juga ada. Ini ada fogging dari pemerintah desa untuk antisipasi dan mudah-mudahan chikungunya menghilang ya,” pungkasnya.

Image Not Found
Petugas sedang melakukan voging, Foto : Istimewa

Sementara itu, Pemerintah Desa Balaigondo melakukan upaya fogging di sekitar rumah-rumah yang terdampak chikungunya. Sebelumnya, bersama pihak puskesma juga sudah melakukan peninjauan di lingkungan warga untuk melakukan penyelidikan epidemiologi. Upaya fogging ini sebagai langkah untuk memberantas nyamuk dewasa.

“Kita lakukan pendataan dan pengecekan ternyata ditemukan jentik-jentik nyamuk. Kita minta ke Ketua RT untuk melakukan kerja bakti lingkungan bersama warga juga. Ini kita juga tindak lanjuti dengan fogging,” terang Nur Hasan, Perangkat Desa Balaigondo.

Meski sudah dilakukan fogging, warga Desa Balaigondo diminta untuk menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu, juga diharapkan untuk melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan menerapkan 3 m plus. “Harus dijaga lingkungan rumahnya. Jangan sampai ada tempat-tempat untuk berkembang biak nyamuk,” pungkas Nur Hasan.

Tim Liputan – Sinergia

Bagikan ke :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *