
Sinergia | Kota Madiun – Tingkat kemiskinan di Kota Madiun menunjukkan penurunan signifikan pada tahun 2025. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025, angka kemiskinan tercatat sebesar 3,89 persen, turun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4,38 persen.
Kepala BPS Kota Madiun, Abdul Azis, menjelaskan capaian tersebut merupakan angka kemiskinan terendah sepanjang 10 tahun terakhir. Sebelumnya, rekor terendah tercatat pada tahun 2019 sebesar 4,35 persen.
“Kalau kita lihat dari 2021 sampai 2025, angka kemiskinan terus mengalami penurunan yang signifikan. Tahun 2021 sebesar 5,09 persen, lalu 2022 turun jadi 4,70 persen, 2023 sebesar 4,74 persen, 2024 menjadi 4,38 persen, dan kini 2025 turun lagi menjadi 3,89 persen,” ungkap Azisf saat ditemui, Rabu (17/09/2025).
Meski sempat naik pada 2020 akibat dampak pandemi Covid-19, tren kemiskinan di Kota Madiun kembali membaik. Data BPS mencatat jumlah penduduk miskin pada 2025 sebanyak 6.960 jiwa, lebih rendah dibandingkan 2024 yang mencapai 7.840 jiwa.
Adapun garis kemiskinan di Kota Madiun pada 2025 ditetapkan sebesar Rp666.073 per kapita per bulan. Dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga 4,88 orang, maka garis kemiskinan rumah tangga tercatat sebesar Rp3.250.436 per bulan.
Lebih lanjut, BPS juga menyoroti perbaikan pada indikator keparahan dan kedalaman kemiskinan. Indeks keparahan turun dari 0,09 menjadi 0,05 persen. Artinya, konsumsi penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan. “Ini peluang bagus untuk intervensi program, sehingga pengentasan kemiskinan bisa lebih tepat sasaran,” jelas Azis.
Selain faktor bantuan sosial yang tepat sasaran, Azis menekankan pentingnya stabilitas inflasi serta pemberdayaan masyarakat miskin agar capaian ini bisa terus dipertahankan.
Sementara itu, Wali Kota Madiun Maidi menyebut penurunan angka kemiskinan ini merupakan hasil dari pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah.
“Inilah hasil pembangunan. Pertumbuhan ekonomi di Kota Madiun salah satunya didorong sektor kuliner dan konsumsi. Banyak orang datang berkunjung ke sini sehingga perputaran ekonomi meningkat, bahkan mencapai Rp1 miliar per hari,” ujar Maidi.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang berbasis konsumsi masyarakat sekitar turut menjaga stabilitas harga sehingga inflasi dapat terkendali. “Kalau pertumbuhan ekonomi berjalan baik, otomatis angka kemiskinan juga menurun,” tambahnya.
Dengan capaian ini, Pemkot Madiun optimistis upaya pengentasan kemiskinan bisa lebih terarah melalui penguatan sektor ekonomi lokal, pemberdayaan masyarakat, serta peningkatan kualitas layanan kesehatan dan pendidikan.
Surya – Sinergia