Dinkes Magetan Catat 1.997 Kasus Gangguan Pendengaran, Perkuat Deteksi Dini

Image Not Found
Pelaksanaan tes kesehatan THT untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan pendengaran, Foto : Kusnanto – Sinergia

Sinergia | Magetan – Kasus gangguan pendengaran di Kabupaten Magetan menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, tercatat hampir 2.000 kasus terjadi sepanjang tahun 2025 ini. Kondisi ini mendorong kolaborasi strategis antara pemerintah daerah dan institusi pendidikan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan pendengaran.

Dari total 1.997 kasus yang tercatat, gangguan terbanyak adalah Otitis Media (1.024 kasus), diikuti oleh Serumen Prop (570 kasus), Tuli Ototoksik (369 kasus), serta Tuli akibat paparan bising (34 kasus). Menghadapi situasi ini, Dinkes Magetan bersama Puskesmas Kawedanan menjalin kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, khususnya Departemen Telinga Hidung Tenggorokan dan Bedah Kepala Leher (THT-BKL). Kolaborasi ini diwujudkan melalui pelatihan deteksi gangguan pendengaran menggunakan alat Otoacoustic Emission (OAE) pada Sabtu (19/07/2025).

“Dengan OAE, kita bisa mengetahui fungsi rumah siput telinga bayi hanya dalam 5 hingga 10 menit. Ini penting agar gangguan bisa dikenali sebelum bayi berusia tiga bulan,” terang dr. Rosa Falerina, Sp.THT-BKL Subsp.N.O (K) dari Unair saat memberikan pelatihan di Magetan.

Langkah ini mendapat dukungan penuh dari Dinkes Magetan. Menurut Retnowati Hadirini, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, kemampuan tenaga medis dalam deteksi dini menjadi kunci pencegahan komplikasi jangka panjang. “Semakin dini kita tahu, semakin besar peluang untuk mencegah kecacatan atau gangguan tumbuh kembang anak,” tegasnya.

Kegiatan yang berlangsung di Puskesmas Kawedanan ini juga menggandeng Perhimpunan Dokter Spesialis THT Kepala Leher (Perhati-KL). Sekitar 70 tenaga medis dan non-medis mengikuti pelatihan, sementara program penyuluhan menyasar siswa dan guru di SDIT Badrusalam.

“Kami ingin membekali semua lini, dari tenaga medis hingga guru, tentang pentingnya pemeriksaan telinga, baik untuk bayi baru lahir hingga lansia,” jelas dr. Renny Kurniawaty, Kepala Puskesmas Kawedanan.

Selain edukasi teknis, kegiatan juga mencakup seminar daring dan workshop bantuan hidup dasar, memperkuat kapasitas penanganan di lapangan. Kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari sistem layanan kesehatan pendengaran yang lebih inklusif dan berkualitas di Kabupaten Magetan.

Kusnanto – Sinergia

Bagikan ke :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *