
Sinergia | Kab. Magetan – Dunia pendidikan di Kabupaten Magetan tengah mengalami transformasi signifikan. Tak hanya fokus pada pelajaran konvensional, para guru kini sedang dibekali keterampilan masa depan pemrograman (koding) dan kecerdasan artifisial (AI).
Program ini merupakan bagian dari inisiatif nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Tujuannya adalah menyiapkan para pendidik agar mampu mengajarkan literasi digital dan teknologi canggih kepada siswa sejak dini.
“Setiap jenjang punya pendekatan yang berbeda. Di SD, SMP, SMA, dan SMK, kurikulum serta materi pelatihan telah dirancang sesuai tingkat kesiapan peserta didik,” jelas Heru Iriawan, fasilitator pelatihan, saat ditemui di sela-sela kegiatan.
Pelatihan guru dibagi dalam fase-fase pembelajaran. Fase C ditujukan untuk guru SD, fase D untuk SMP, fase E untuk SMA, dan fase F untuk SMK. Setiap peserta mengikuti pelatihan tatap muka selama lima hari, dilanjutkan dengan on-the-job training (OJT) selama kurang lebih dua setengah bulan.
Selama OJT, para guru tidak hanya memahami teori, tetapi juga melakukan praktik langsung mengajar di kelas serta menjalani evaluasi berbasis video. Program ini ditutup dengan pelatihan in-service selama dua hari untuk memperkuat pengalaman praktik.
Seiring antusiasme yang tinggi, pelatihan ini juga dihadapkan pada kendala nyata di lapangan. Perbedaan kesiapan infrastruktur sekolah, terutama ketersediaan laboratorium komputer dan akses internet, menjadi tantangan tersendiri. Namun, para fasilitator menyiasatinya dengan pendekatan yang lebih fleksibel.
“Kami menggunakan aplikasi ringan dan metode offline, agar tetap bisa diterapkan meski tanpa fasilitas lengkap,” ujar Heru.
Rizki Dwi P., guru informatika dari SMP Negeri Nguntoronadi, mengakui bahwa memperkenalkan AI kepada siswa yang belum terbiasa menggunakan komputer merupakan tantangan besar.
“Banyak anak didik yang masih gagap teknologi. Tugas kita sebagai guru adalah menyederhanakan materi dan membuatnya relevan dengan kehidupan mereka,” tuturnya.
Melalui program ini, Kemendikbudristek ingin memperkuat literasi digital sejak jenjang pendidikan dasar. Diharapkan, siswa mampu memahami dan memanfaatkan teknologi secara kritis dan kreatif di masa depan.
“Magetan menjadi bagian dari langkah awal transformasi pendidikan nasional. Ini bukan sekadar proyek pelatihan, tapi pondasi bagi generasi yang siap menghadapi dunia digital,” pungkas Heru.
Kusnanto – Sinergia