
Sinergia | Kota Madiun – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Madiun terus berinovasi dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui program swasembada pangan yang melibatkan para warga binaan. Program ini mencakup sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Hal itu bertujuan untuk memberikan keterampilan produktif bagi warga binaan selama menjalani masa pidana.
Kepala Lapas Kelas I Madiun, Andi Wijaya Rivai, menjelaskan bahwa pihaknya memanfaatkan lahan seluas 3.300 meter persegi yang berada di dalam area lapas untuk menjalankan program tersebut. Meski berada di lingkungan tertutup, kegiatan ini tetap mengutamakan keamanan dengan pengawasan ketat serta seleksi terhadap warga binaan yang dilibatkan.
“Kami memperhatikan faktor keamanan secara ketat. Para warga binaan yang terlibat sudah melalui proses penilaian, dan tetap diawasi oleh petugas pengamanan internal,” ujar Andi Wijaya Rivai.
Untuk mengoptimalkan hasil program, Lapas Kelas I Madiun juga menjalin kerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian. Sejak Maret 2025, berbagai komoditas mulai ditanam, seperti terong, cabai, timun, edamame, hingga melon.
Sementara di sektor peternakan, warga binaan membudidayakan kalkun, mentok, angsa, kelinci, serta ayam. Selain itu, produksi maggot juga dikembangkan sebagai pakan alternatif. Di bidang perikanan, terdapat budidaya ikan lele dan nila.
Kepala Bidang Kegiatan Kerja Lapas Kelas I Madiun, Dadang Firmansyah, menyebut bahwa hasil dari pertanian, peternakan, dan perikanan saat ini difokuskan untuk mencukupi kebutuhan dapur lapas.
“Hasil produksi digunakan untuk kebutuhan makan warga binaan. Harapannya, para warga binaan terbiasa dengan kegiatan ini sehingga saat bebas nanti mereka mampu mengelola lahan kosong menjadi sumber pangan mandiri,” ungkap Dadang.
Program ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga menjadi bagian penting dalam pembinaan kemandirian warga binaan agar lebih siap kembali ke masyarakat.
Surya – Sinergia