
Sinergia | Kota Madiun – Sampah plastik masih menjadi persoalan lingkungan yang belum tuntas di berbagai daerah, termasuk di Kota Madiun. Namun, sejumlah warga tetap menunjukkan kepedulian tinggi terhadap isu ini. Salah satunya datang dari komunitas penggiat lingkungan yang berada di Jalan Mayjend Sungkono, Gang Bulu 1, Kelurahan Nambangan Lor, Kota Madiun.
Titik Roesmiati, salah satu penggiat lingkungan dari Program Kampung Iklim (ProKlim) wilayah Nambangan Lor mengungkapkan sebagai bentuk aksi nyata mengurangi sampah plastik, ia bersama timnya aktif memproduksi ecobrick—botol plastik bekas yang diisi padat dengan potongan limbah plastik. Metode ini tidak memerlukan peralatan khusus, sehingga dapat diterapkan oleh siapa saja.
“Untuk membuat ecobrick, alat yang dibutuhkan hanya botol plastik bekas, potongan sampah plastik bersih, dan alat penekan sederhana seperti kayu. Standar pembuatan ecobrick memastikan botol harus terisi penuh dan padat, dengan berat minimum mencapai sepertiga volume botol. Misalnya, untuk botol ukuran 600 ml, berat ecobrick minimal adalah 200 gram,” tuturnya.
Ecobrick yang sudah jadi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan ramah lingkungan seperti pondasi serbaguna, serta diolah menjadi produk bernilai ekonomi seperti kursi dan meja.
Titik juga menyampaikan keprihatinannya terhadap masalah sampah, khususnya plastik. Ia aktif mengedukasi warga untuk mengurangi volume sampah dengan cara kreatif dan bermanfaat.
“Dengan membuat ecobrick, kita tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga menciptakan produk yang bermanfaat,” ujar Titik Roesmiati.
Upaya komunitas ini menjadi bukti bahwa kesadaran dan aksi dari tingkat masyarakat dapat memberikan dampak nyata dalam mengatasi permasalahan lingkungan.
Surya – Sinergia