
Sinergia | Nganjuk – Sebuah pesantren di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, berhasil mengembangkan unit peternakan domba skala besar sebagai solusi kebutuhan pupuk kompos sekaligus diversifikasi ekonomi santri.
Pondok Pesantren Alfuukat yang berlokasi di Dusun Nglerep, Desa Trayang, Kecamatan Ngronggot, memulai peternakan domba pada 2020. Usaha ini diawali dari meningkatnya kebutuhan kohe (kotoran hewan) untuk mendukung pembibitan alpukat yang digarap pesantren sejak 2015.
“Awalnya kami butuh kohe untuk memperkuat media tanam bibit alpukat. Permintaan terus meningkat hingga suplai dari peternak lokal tak lagi mencukupi,” ujar Nubula Abror, pengelola peternakan sekaligus alumnus Pondok Modern Gontor, kepada wartawan, Senin (14/07/2025).
Pada tahun pertama, Abror langsung membangun kandang dan mendatangkan 50 ekor domba betina siap kawin.
“Target kami pada 2021 adalah menjamin pasokan kohe tetap tersedia sekaligus menciptakan peluang usaha baru yang berkelanjutan,” ujarnya.
Kini, Dombastis telah berkembang menjadi unit peternakan profesional dengan dua kandang besar berkapasitas masing-masing 300 ekor. Selain menyuplai kohe untuk kebun alpukat, peternakan ini juga menjual domba ke berbagai daerah di luar Nganjuk seperti Kediri, Bogor, dan Yogyakarta.
Menariknya, sistem penjualan tidak menggunakan harga per ekor, melainkan per kilogram bobot hidup. Harga jual berkisar Rp. 85 ribu hingga Rp. 90 ribu per kilogram, dengan berat rata-rata domba antara 20 hingga 30 kilogram per ekor.
Tantangan terbesar berikutnya adalah soal pakan. Abror menjelaskan, tingginya harga pakan dari luar membuat Dombastis memilih memproduksi sendiri. Mereka memanfaatkan limbah pertanian lokal seperti jagung, kedelai, kopi, hingga kangkung kering.
“Sekarang kami gunakan limbah-limbah organik kering dari pabrik jagung dan sawit sebagai bahan utama pakan,” jelas Abror.
Model usaha pesantren berbasis pertanian dan peternakan seperti ini dinilai efektif sebagai sumber kemandirian ekonomi santri sekaligus bagian dari praktik pendidikan kewirausahaan berbasis komunitas.
Tova Pradana – Sinergia