
Sinergia | Kab. Madiun – Ratusan hektar tanaman cengkeh di Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, mati akibat serangan Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC). Serangan penyakit tanaman ini membuat petani mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah karena gagal panen.
Kondisi memprihatinkan itu tampak di Desa Kare, Senin (20/10/2025). Hampir seluruh pohon cengkeh di lahan warga tampak gundul tanpa daun dan buah. Sebagian bahkan sudah mengering dan mati. Bagi petani, kehilangan pohon cengkeh berarti kehilangan sumber utama penghasilan mereka.
Salah satu petani, Sumini (52), mengaku tidak bisa lagi memanen hasil kebun yang telah ia rawat bertahun-tahun. Dari 75 pohon cengkeh yang ia miliki bersama suaminya, kini hanya dua pohon yang masih hidup.
“Biasanya bisa dapat sekitar Rp. 50 juta sekali panen, tapi sekarang cuma dapat Rp. 2 juta,” kata Sumini saat ditemui di kebunnya.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Perikanan (Disperta) Kabupaten Madiun, Imron Rasidi, membenarkan bahwa penyakit BPKC sulit dikendalikan.
Bakteri ini diketahui menyerang jaringan pembuluh kayu pada batang tanaman, menyebabkan gangguan penyaluran air dan nutrisi hingga tanaman layu dan mati. Kondisi ini diperparah oleh cuaca ekstrem dan kelembapan tinggi di kawasan perbukitan Madiun selatan.
“Begitu terinfeksi, pohon biasanya tidak bisa diselamatkan. Langkah terbaik adalah memotong dan membakar bagian yang terinfeksi agar tidak menular ke pohon lain,” jelas Imron.
Pemerintah daerah, lanjutnya, tengah melakukan pendataan lahan terdampak dan merencanakan pemberian bantuan bibit baru bagi petani yang kehilangan tanaman.
Meski demikian, bagi banyak petani seperti Sumini, upaya pemulihan ini tidak serta-merta menggantikan kerugian besar yang mereka alami. Mereka berharap pemerintah dapat segera menyalurkan bantuan agar bisa kembali menanam dan bertahan hidup.
Tova Pradana – Sinergia