
Sinergia | Magetan – Pemandangan di jalur penghubung Kabupaten Magetan–Madiun kini jauh dari kata asri. Alih-alih disuguhi hijaunya pepohonan, pengguna jalan dari Kecamatan Takeran hingga Ngariboyo justru dipaksa menatap deretan sampah yang berserakan di tepi jalan.
Bukan hanya plastik kresek dan botol minuman, bahkan karung berisi limbah rumah tangga tampak teronggok di parit. Bau menyengat pun sesekali menyeruak, meninggalkan kesan kumuh di jalur penghubung antarwilayah ini.
“Tidak enak dipandang, apalagi sudah berbau. Jalan yang seharusnya bersih justru jadi seperti tempat pembuangan,” ujar Hendro Kusumo, warga yang setiap hari melintas dengan wajah masam.
Hal senada diungkapkan Joko Santoso. Menurutnya, kondisi ini bukan persoalan baru. “Sudah lama menumpuk, tapi tidak ada penanganan. Entah siapa yang membuang, tapi dibiarkan begitu saja,” ucapnya dengan nada kecewa.
Ironisnya, di sejumlah titik berdiri papan larangan membuang sampah sembarangan. Namun tulisan tegas di papan itu tak lebih dari hiasan; tak diindahkan masyarakat, sementara pemerintah seolah menutup mata.
Jika tak ada tindakan nyata—baik penegakan aturan maupun kesadaran warga—jalan penghubung dua daerah ini akan terus menjadi potret buram tentang rendahnya kepedulian terhadap lingkungan. Sebuah wajah prihatin yang memperlihatkan betapa sampah masih dianggap urusan sepele, padahal dampaknya mengancam kesehatan sekaligus merusak keindahan alam bahkan menimbulkan bencana.
Kusnanto – Sinergia