
Sinergia | Ponorogo – Suasana pemerintahan Kabupaten Ponorogo mendadak gempar, Jumat (07/11/2025) sore. Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, dikabarkan diamankan tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam operasi tangkap tangan (OTT) di rumah dinas bupati kawasan Pringgitan.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, OTT berlangsung tak lama setelah kegiatan mutasi dan pelantikan pejabat, termasuk posisi Dirut RSUD dr. Harjono sekitar pukul 14.00 WIB. Sejumlah pihak di lingkungan Pemkab memilih bungkam saat dikonfirmasi mengenai peristiwa tersebut.
Meski belum ada keterangan resmi dari KPK, kabar penangkapan orang nomor satu di Ponorogo itu langsung menjadi perbincangan hangat warga dan pegawai pemerintahan.
Sugiri Sancoko dikenal sebagai sosok yang lahir dari keluarga sederhana. Ia berasal dari Dusun Darat, Desa Gelangkulon, Kecamatan Sampung, Ponorogo. Putra keenam dari tujuh bersaudara ini tumbuh di lingkungan petani dan menempuh pendidikan dasar hingga menengah di kampung halamannya.
Setelah lulus dari SMK Negeri Jenangan, Sugiri melanjutkan kuliah ke Surabaya dan meraih gelar sarjana ekonomi dari Universitas Tritunggal pada 2006. Ia kemudian menempuh pendidikan magister manajemen di Universitas Dr. Soetomo dan lulus pada 2014.
Karier politik Sugiri dimulai saat ia dipercaya menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Timur periode 2009–2014 melalui Partai Demokrat. Setelah itu, ia mencoba peruntungan di Pilkada Ponorogo tahun 2015, namun gagal.
Lima tahun kemudian, ia kembali maju di Pilkada 2020 bersama Lisdyarita. Pasangan ini diusung koalisi PDIP, PAN, PPP, dan Hanura. Mereka berhasil memenangkan kontestasi dengan perolehan suara mayoritas dan resmi dilantik pada 2021.
Selama menjabat, Sugiri dikenal aktif mendorong pembangunan infrastruktur dan pengembangan kebudayaan daerah. Salah satu program besarnya adalah proyek Monumen Reog dan Museum Peradaban di kawasan Gunung Gamping, Kecamatan Sampung. Proyek itu disebut sebagai simbol kebanggaan Ponorogo sebagai kota asal kesenian Reog.
Selain itu, di masa kepemimpinannya, Ponorogo mencatat sejumlah pencapaian, di antaranya predikat kabupaten bebas buang air besar sembarangan (BABS) tingkat Jawa Timur serta opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas laporan keuangan daerah. Ponorogo juga pernah menerima Anugerah Kebudayaan Indonesia pada 2022.
Nama Sugiri sempat terseret isu dugaan ijazah palsu pada awal masa jabatannya, meski penyelidikan atas kasus itu dihentikan dan tidak terbukti secara hukum. Kini, perhatiannya kembali tertuju setelah KPK melakukan operasi tangkap tangan terhadap dirinya.
Belum ada pernyataan resmi mengenai keterkaitannya dalam kasus apa, namun penangkapan ini menjadi pukulan telak bagi pemerintahan di Ponorogo. Warga berharap proses hukum berjalan transparan agar tidak menimbulkan spekulasi liar.
Hingga berita ini ditulis, KPK belum mengumumkan secara terbuka hasil dari operasi tangkap tangan tersebut. Pemerintah Kabupaten Ponorogo juga belum memberikan pernyataan resmi.
Publik kini menunggu kejelasan status hukum Sugiri Sancoko, yang selama ini dikenal sebagai figur populer dan cukup dekat dengan masyarakat. Kasus ini menjadi pengingat penting bahwa jabatan publik selalu menuntut integritas tinggi dan akuntabilitas tanpa kompromi. (Ega/Krs)