
Sinergia | Kab. Magetan – Sebuah ironi terjadi di Kabupaten Magetan. Belasan ribu kursi kerja kosong, namun ribuan pencari kerja masih belum terserap. Data terbaru mencatat, 16.000 lowongan kerja tersedia, tetapi 13.000 warga tercatat masih menganggur.
Kondisi ini membuka mata Pemerintah Kabupaten Magetan untuk segera membenahi sistem penyaluran tenaga kerja. Salah satu langkah nyata dilakukan lewat peluncuran Magetan Job Fair (MJF) 2025 yang digelar di GOR Ki Mageti sejak Selasa (10/06/2025) lalu.
Wakil Bupati Magetan, Suyatni Priasmoro, yang membuka gelaran tersebut menyoroti akar persoalan. Yakni buruknya koneksi antara dunia usaha dan pencari kerja.
“Lowongan ada, pengangguran juga ada, tapi tidak ketemu. Ini karena tidak ada sistem yang menghubungkan secara akurat,” tegasnya.
Menurut Suyatni, tanpa data terintegrasi, perusahaan dan pencari kerja seolah berjalan di jalur yang berbeda. Alhasil, ribuan posisi kerja tetap kosong meskipun banyak warga mencari pekerjaan.
Untuk menjawab tantangan itu, Suyatni memerintahkan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Magetan membangun sistem digital ketenagakerjaan terpadu. Sistem ini dirancang agar mampu mencatat lowongan dan jumlah pengangguran secara real-time, memadankan kualifikasi pelamar dengan kebutuhan perusahaan, dan menjangkau area yang lebih luas, melebihi metode konvensional.
“Kalau tidak ada sistem terpadu, ya begini terus. Harus ada perubahan cara kerja,” tegas Wabup.
Menanggapi arahan tersebut, Kepala Disnaker Magetan, Arif Ridwan, menyatakan siap berbenah. Ia menyebut sistem baru nanti bukan hanya database, tetapi jembatan aktif antara dua pihak yang selama ini tak terkoneksi secara efisien.
“Job fair ke depan bukan sekadar kumpul-kumpul, tapi benar-benar menyerap tenaga kerja,” ujarnya.
Arif memastikan bahwa transformasi digital dalam layanan ketenagakerjaan akan mempercepat proses rekrutmen, menyederhanakan birokrasi, dan memperluas akses informasi hingga ke pelosok desa.
Langkah ini juga diharapkan mampu mengubah paradigma rekrutmen di Magetan, dari cara-cara manual dan terbatas menjadi sistem yang berbasis teknologi dan inklusif
Kusnanto – Sinergia