
Sinergia | Kab. Madiun – Sudah hampir satu tahun, siswa kelas 1, 2, dan 3 SDN Glonggong 01, Kecamatan Balerejo, harus berpindah-pindah tempat belajar. Bukan karena program rotasi, melainkan karena atap tiga ruang kelas mereka rusak parah.
“Sebagian gentengnya melorot, kayunya patah dan lapuk. Terlalu berisiko kalau tetap dipakai,” kata Kepala SDN Glonggong 01, Anita Kurniawati, saat ditemui Kamis (08/05/2025).
Karena kondisi itu, kelas 1 dipindah ke ruang perpustakaan, kelas 2 menumpang di ruang ekstrakurikuler dekat kantor guru, dan kelas 3 belajar di bekas rumah penjaga sekolah. Anita mengaku, kondisi darurat ini membuat kenyamanan belajar siswa terganggu, terutama kelas 3 yang harus belajar di ruang sempit dekat toilet.

“Anak-anak sering mengeluh, tapi kami tak punya pilihan. Dana rehab belum turun,” ujar Anita.
Saat ini, sekolah hanya memiliki empat ruang kelas yang layak pakai—dihuni kelas 2 sementara, serta kelas 4, 5, dan 6. Keterbatasan ruang juga membuat kelas 5 berbagi tempat dengan ruang karawitan. Permohonan perbaikan sudah diajukan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun sejak 2023. Namun hingga awal Mei 2025, belum terlihat tanda-tanda pengerjaan dimulai.
“Awalnya kerusakannya ringan, tapi sekarang tambah parah. Setelah genteng jatuh, kami putuskan pindah belajar,” kata Anita.
Meski begitu, Anita mulai lega. Tahun ini, rehabilitasi ruang kelas 1, 2, dan 3 masuk dalam daftar proyek strategis Dindikbud Kabupaten Madiun. “Semoga segera terealisasi, agar anak-anak bisa kembali belajar dengan tenang,” ucapnya.
Tova Pradana – Sinergia