
Sinergia | Kota Madiun – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun mencatat, pada Agustus 2025 terjadi deflasi sebesar 0,07 persen. Ini menjadi deflasi keempat sepanjang tahun ini, setelah sebelumnya terjadi pada Januari, Februari, dan Mei.
Kepala BPS Kota Madiun, Abdul Azis, menjelaskan bahwa secara tahunan (year on year/YoY), Agustus 2025 dibanding Agustus 2024, Kota Madiun mengalami inflasi sebesar 2,20 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender dari Januari hingga Agustus tercatat 1,41 persen.
“Deflasi bulan ini dipicu oleh turunnya harga beberapa komoditas pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami deflasi 0,82 persen dengan andil 0,22 persen,” jelas Azis, Selasa (09/09/2025).
Menurutnya, kondisi inflasi di Kota Madiun masih dalam kategori terkendali. Pemerintah menargetkan inflasi berada pada kisaran 2,5 persen plus minus satu, atau di rentang 1,5–3,5 persen.
“Sekarang range masih aman di Kota Madiun karena inflasi tahun kalender berada di angka 1,41 persen, sementara inflasi tahunan 2,20 persen,” tambahnya.
Meski demikian, Azis mengingatkan agar tetap waspada menghadapi potensi inflasi di bulan-bulan mendatang, terutama Oktober hingga Desember. Hal ini lantaran beberapa komoditas hortikultura yang saat ini mengalami penurunan harga, seperti tomat, cabai rawit, sayur mayur, dan bawang merah, sangat bergantung pada kondisi cuaca.
“Sekarang produksi hortikultura cukup bagus karena curah hujan rendah. Namun bila hujan tinggi pada bulan-bulan berikutnya, bisa menghambat produksi dan berpotensi mendorong inflasi,” ujarnya.
Ia juga menekankan agar pasokan komoditas tetap dijaga meski cadangan masih tersedia.
“Faktanya, di pasaran masih ada harga yang cukup tinggi. Jadi tetap harus hati-hati,” pungkasnya.
Surya Wibawa – Sinergia