DLH Ponorogo Minta Petani Keramba Telaga Ngebel Beralih ke Budidaya via Kolam

Image Not Found
Petani keramba Telaga Ngebel, Hadi Santoso. Foto : Ega – Sinergia

Sinergia | Ponorogo – Fenomena naiknya kadar belerang di Telaga Ngebel kian sulit diprediksi dan memukul para petani ikan keramba dengan kerugian besar. Menyikapi kondisi ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo meminta para petani mulai beralih ke budidaya ikan kolam yang dinilai lebih aman dan ramah lingkungan.

“Dulu kadar belerang naik hanya dua kali setahun dan bisa diantisipasi. Sekarang lebih sering dan benar-benar tak terduga, sehingga petani merugi,” ungkap Ervina Nurdianti, Kabid Pengendalian Pencemaran, Kerusakan Lingkungan, dan Konservasi SDA DLH Ponorogo Senin (21/07/2025).

Ervina menambahkan, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menargetkan ke depan Telaga Ngebel bebas dari keramba. Keberadaan keramba dinilai tidak hanya mengganggu keindahan telaga, tetapi juga berpotensi mencemari ekosistem perairan. Namun, upaya tersebut tak lepas dari tantangan. Sebagian petani keberatan karena telah menggantungkan hidup dari keramba sejak 1997.

“Kami melakukan pendekatan persuasif, salah satunya mengimbau agar pemberian pakan tidak berlebihan,” ujarnya.

DLH berharap para petani mulai menghitung kembali keuntungan jangka panjang. Budidaya di kolam dianggap bisa menjadi solusi berkelanjutan, lebih ramah lingkungan, dan minim risiko dibanding bertahan di keramba.

“Ini saatnya memikirkan masa depan. Budidaya ikan kolam lebih aman dan bisa memberi kepastian hasil,” tegas Ervina.

Di sisi lain, petani keramba Telaga Ngebel, Hadi Santoso, mengaku kurang setuju dengan wacana penghapusan keramba dan pengalihan ke budidaya ikan kolam. Menurutnya, usaha keramba sudah dirintis puluhan tahun sebelum Telaga Ngebel ramai dikunjungi wisatawan.

“Kalau nanti sampai zero keramba, kebutuhan ikan di sini hampir satu ton per minggu. Apa pemerintah tega kalau sampai harus beli ikan dari luar daerah, Mas? Ini kan kehidupan rakyat Ngebel juga. Kita bisa menyediakan ikan segar langsung untuk pengunjung. Usaha ini sudah dirintis dari mbah-mbah kami dulu,” ungkap Hadi.

Ia menambahkan, pengembangan pariwisata di Telaga Ngebel sah-sah saja, namun kelangsungan ekonomi masyarakat sekitar harus tetap menjadi perhatian. “Kalau wisata Ngebel dimajukan, kami setuju. Tapi tolong dipikirkan juga nasib ekonomi warga Ngebel ke depan,” tegasnya.

Ega Patria – Sinergia 

Bagikan ke :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *