
Sinergia | Kab. Ponorogo – Duka mendalam menyelimuti dunia seni dan budaya Ponorogo atas wafatnya Bikan Gondo Wiyono, maestro Reog yang dikenal sebagai pelestari sejati kesenian tradisional Ponorogo. Kepergiannya meninggalkan kesedihan mendalam, tak hanya bagi keluarga, tetapi juga kalangan seniman dan budayawan.
Seperti yang dirasakan oleh Sudirman, budayawan sekaligus seniman Ponorogo, yang mengaku tak kuasa menahan air mata ketika mendengar kabar duka tersebut. Baginya, Bikan bukan hanya sosok seniman, tapi juga panutan yang tulus dalam menjaga warisan budaya Reog tanpa ambisi popularitas.
“Saya pribadi sangat kehilangan. Zaman sekarang kita butuh estafet pelestari Reog yang paham sejarah dan nilai-nilainya, dan beliau adalah sosok yang tulus dan ikhlas menjaga itu semua,” ungkap Sudirman, Jumat (30/05/2025).
Sebagai seorang jathil lanang (penari Reog pria), Sudirman merasa kehilangan tokoh penting dalam seni pertunjukan tradisional. Ia menegaskan, tidak banyak tokoh yang benar-benar memahami Reog Ponorogo secara mendalam dan mampu mempertahankannya hingga kini.
“Kita sangat rugi kalau tidak mendokumentasikan sosok-sosok seperti beliau. Mereka bisa menjadi penerang bagi masa depan Reog,” ujarnya penuh haru.
Karena itu, Sudirman mengajak generasi muda untuk lebih mencintai dan melestarikan budaya lokal. Apalagi saat ini, Reog Ponorogo telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) UNESCO, yang seharusnya menjadi kebanggaan nasional.
“Jangan sampai kita justru belajar Reog dari negara lain. Ini budaya kita sendiri, mari kita jaga dan cintai bersama,” tegasnya.
Ega Patria – Sinergia