
Sinergia | Kab. Magetan – Kepergian Mbok Yem, pemilik warung legendaris di puncak Gunung Lawu, meninggalkan sosok monyet jantan bernama Temon, hewan peliharaan yang setia menemani beliau selama bertahun-tahun.
Kini, pasca wafatnya Mbok Yem pada 23 April 2025 lalu, keberadaan Temon justru menjadi sumber polemik. Monyet yang selama ini menjadi daya tarik para pendaki di jalur Cemorosewu itu, kini tak lagi berada di Hargo Dalem. Temon disebut berada di Blora, Jawa Tengah, dan belum kembali ke habitat sosialnya di lereng Lawu.
“Temon masih di Blora. Kami sedang berusaha mengupayakan agar bisa kembali. Dia sudah jadi ikon Gunung Lawu,” ujar Rina Dwi Prayekti, perwakilan keluarga almarhumah, saat dikonfirmasi pada Rabu (04/06/2025).
Menurut Rina, pihak keluarga telah menjalin komunikasi dan mediasi dengan pihak yang kini menguasai Temon. Awalnya, disepakati bahwa hewan itu akan dikembalikan. Namun, belakangan, kesepakatan tersebut berubah.
“Dulu katanya siap dikembalikan, tinggal tunggu waktu. Tapi sekarang alasan mereka berubah, disebut bahwa Temon adalah milik Pak Muis sepenuhnya,” keluh Rina.
Nama Muis bukan sosok asing. Ia adalah pria yang selama 19 tahun setia membantu Mbok Yem berjualan di warung Gunung Lawu. Setelah kepergian Mbok Yem, Muis sempat viral di media sosial karena menyampaikan bahwa warung tersebut tutup dan ia memutuskan untuk pensiun.
Pernyataan itu langsung dibantah oleh pihak keluarga. Mereka menegaskan bahwa warung Mbok Yem tetap buka dan diteruskan oleh keluarga.
Kini, Temon pun menjadi bagian dari konflik ini. Monyet yang dikenal ramah dan sering muncul di foto-foto para pendaki, diyakini keluarga lebih pantas kembali ke tempat asalnya yakni Gunung Lawu.
“Pendaki yang ke Lawu selalu cari Temon. Dia bukan sekadar hewan peliharaan, tapi bagian dari cerita Gunung Lawu itu sendiri,” tambah Rina.
kusnanto – sinergia