Pemkab Ponorogo Ngebut Pembangunan Infrastruktur, Target Rp 253 Miliar Hingga 2029

Image Not Found
Bupati ponorogo dan sejumlah saat melakuka. Rapat koordinasi di ruang bantarangin pemkab ponorogo,
Ega Patria – Sinergia

Sinergia | Ponorogo – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo tancap gas mengejar percepatan pembangunan infrastruktur. Langkah ini diambil sebagai jawaban atas banyaknya keluhan masyarakat soal jalan rusak yang meresahkan, sekaligus bagian dari strategi jangka panjang demi konektivitas yang lebih baik.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Ponorogo, Jamus Kunto, mengungkapkan pihaknya telah mengajukan rencana pendanaan pembangunan infrastruktur untuk lima tahun ke depan dengan total anggaran mencapai Rp 253 miliar.

“Anggaran ini ditargetkan untuk memperbaiki dan membangun jalan serta jembatan sepanjang total 102,30 kilometer selama periode 2026 hingga 2029,” jelas Jamus saat ditemui awak media, Selasa (15/04/2025).

Image Not Found
Rencana anggaran infrastruktur 5 tahun kedepan, Sumber DPU PKP ponorogo, Ega Patria – Sinergia

Sementara itu, beberapa proyek strategis sudah mulai disiapkan untuk tahun 2025. Beberapa di antaranya adalah pembangunan Jalan Gajah Mada, proyek penghubung Jarakan-Kalibening, Pulung-Pudak, serta Jeruksing-Jabung, dengan total anggaran mencapai Rp 26,7 miliar.

Namun demikian, Jamus juga menyoroti tantangan utama dalam pembangunan jalan, yakni kerusakan dini akibat truk bermuatan berlebih atau Over Dimension Over Loading (ODOL).

“Contohnya Jalan Mlilir-Semanding-Janti yang baru dibangun tahun 2022, sekarang sudah rusak lagi di tahun 2025. Sementara jalan yang tidak dilalui truk ODOL masih dalam kondisi baik,” paparnya.

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menyatakan dukungannya penuh terhadap percepatan pembangunan ini. Menurutnya, proyek infrastruktur ini merupakan bagian penting dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029.

Bahkan, Kang Giri—sapaan akrab Bupati Sugiri—mendorong agar pembangunan yang semula dijadwalkan untuk 2027 dan 2028 bisa dipercepat.

“Saya ingin ada skema atraksi—agar pembangunan jalan yang direncanakan tahun 2027 dan 2028 bisa dimulai lebih awal, yakni di 2025 atau 2026. Kita perlu langkah-langkah strategis agar bisa lebih cepat merespons kebutuhan masyarakat,” tegasnya.

Kang Giri juga menekankan pentingnya seleksi ketat terhadap kontraktor. Ia tidak ingin proyek vital ini digarap oleh pihak-pihak yang tidak profesional.

“Kita harus pastikan hanya kontraktor yang punya rekam jejak baik yang diberi tanggung jawab. Jangan sampai pekerjaan dikerjakan asal-asalan,” pungkasnya.

Ega Patria – Sinergia 

Bagikan ke :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *