
Sinergia | Kab. Madiun – Menghadapi musim kemarau yang diperkirakan berlangsung pada Agustus ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun mulai mengaktifkan sejumlah langkah mitigasi. Antisipasi difokuskan pada potensi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah rawan.
“Kami akan mulai menurunkan tim ke lapangan minggu depan. Fokusnya pada pemantauan desa-desa yang berisiko kekurangan air bersih dan daerah dengan potensi karhutla,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun, Boby Saktia Putra Lubis, saat ditemui di kantornya, Senin (04/08/2025).
Berdasarkan evaluasi bencana tahun sebelumnya, Desa Sirapan dan Desa Bodag menjadi wilayah prioritas pemantauan. Kedua desa tersebut mengandalkan pasokan Sumber air tanah dan air dari sungai, yang kini mulai dipantau debitnya secara berkala.
“Hingga saat ini belum ada laporan penurunan debit air sungai yang signifikan. Tapi pemantauan terus kami lakukan, terutama dari agen-agen wilayah,” ujar Boby.
Untuk mencegah karhutla, BPBD akan berkoordinasi dengan pihak Perhutani dan menyosialisasikan larangan pembakaran lahan, baik untuk pertanian maupun aktivitas lainnya di kawasan hutan. Pemantauan dilakukan melalui aplikasi Sipongi milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang memungkinkan deteksi titik api secara real-time di Command Center BPBD.
Boby menyebutkan, pihaknya telah menyiagakan petugas 24 jam dalam Tiga shift, pagi, sore dan malam, guna memastikan respons cepat apabila terjadi kebakaran. Sebagai bagian dari upaya penanggulangan kekeringan, BPBD Kabupaten Madiun juga mendapat dukungan dari BPBD Provinsi Jawa Timur berupa 30 unit tandon air. Bantuan tersebut akan disalurkan ke desa-desa yang dinyatakan membutuhkan setelah melalui survei kebutuhan.
Tova Pradana – Sinergia