
Sinergia | Kota Madiun – Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Pabrik Gula (PG) Rejo Agung Baru di Kota Madiun Kamis (03/07/2025). Rombongan dipimpin oleh anggota DPR RI Abdul Kharis Almasyhari dan diikuti oleh sejumlah perwakilan dari berbagai stakeholder, mulai dari pihak BUMN hingga petani tebu.
Dalam pertemuan yang dikemas dalam rapat kerja bersama tersebut, Badan Pangan Nasional menyampaikan target pemerintah untuk mencapai swasembada gula secara nasional. Namun, target itu mendapat sorotan kritis dari kalangan petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR).
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional APTR RI, Soemitro Samadikoen, menyatakan sejumlah kebijakan seperti program kredit usaha dan subsidi pupuk belum optimal menjawab kebutuhan petani tebu di lapangan. Selain itu, APTR juga menyayangkan masih adanya dugaan peredaran gula kristal rafinasi di pasar konsumsi. Hal tersebut dinilai telah menekan harga gula hasil produksi petani lokal.
“Kami menuntut agar pemerintah lebih serius mengatasi kebijakan yang merugikan petani. Selain subsidi pupuk dan kredit, masalah distribusi gula rafinasi juga sangat memukul harga gula petani,” tegas Soemitro.
Kritik tersebut turut dibenarkan oleh anggota Komisi IV DPR RI, Guntur Sasono. Ia menyatakan bahwa sejumlah kebijakan terkait pertanian dan industri gula perlu dikaji ulang, termasuk kondisi pabrik gula di Indonesia yang sebagian besar sudah berusia tua dan mempengaruhi produktivitas nasional.
“Kondisi pabrik gula yang sudah tua ini perlu jadi perhatian serius. Kalau tidak dibenahi, upaya swasembada gula hanya akan menjadi wacana tanpa realisasi,” ujar Guntur.
Kunjungan kerja ini diharapkan menjadi momentum untuk mengevaluasi kebijakan strategis di sektor gula nasional dan mendorong perbaikan menyeluruh demi keberlangsungan petani serta ketahanan pangan nasional.
Surya – Sinergia