
Sinergia | Magetan – Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX 2025 resmi berakhir. Namun bukan euforia yang menyelimuti Kabupaten Magetan, melainkan kekecewaan mendalam. Harapan untuk memperbaiki prestasi kandas, setelah kontingen Magetan hanya mampu menempati peringkat ke-36 dari total 38 daerah di Jawa Timur.
Dalam ajang olahraga terbesar di Jawa Timur itu, Magetan mengumpulkan 5 medali emas, 8 perak, dan 10 perunggu. Total poin yang diperoleh hanya 46—menjadi salah satu capaian terburuk sepanjang keikutsertaan daerah ini di Porprov. Dibanding edisi sebelumnya, posisi Magetan bahkan turun satu peringkat.
Capaian buruk ini langsung memicu reaksi keras dari publik, terutama di media sosial. Nada satire hingga sindiran getir ramai membanjiri lini masa. Seorang warganet menulis, “Peringkat tiga dari bawah itu bukan angka sembarangan. Itu warisan. Tahun depan tinggal dipertahankan, atau kalau bisa naik jadi juara empat dari bawah,” tulisnya sambil menyematkan emoticon tepuk tangan.
Komentar lain menyuarakan kekecewaan kolektif warga. “Setiap tahun lihat kabupaten tetangga pamer medali. Kami? Pamer sabar. Mungkin sudah saatnya Magetan buka cabor baru seperti marathon menahan kecewa atau senam optimisme palsu.”
Seorang atlet dari kontingen Magetan yang enggan disebut namanya mengungkapkan kegelisahan dari sisi pelaku olahraga. Meski telah berjuang keras di arena pertandingan, ia menilai minimnya dukungan struktural menjadi salah satu penyebab stagnasi prestasi. “Kami butuh lebih dari sekadar semangat. Kami butuh fasilitas, pelatih, pembinaan yang jelas, dan yang paling penting, kepercayaan,” ujarnya lirih.
Di sisi lain, Kota Surabaya tampil sebagai juara umum dengan mengoleksi 195 medali emas dan total 1.168 poin. Disusul Kota Malang dan Kabupaten Sidoarjo yang bersaing ketat di papan atas. Kontras dengan keberhasilan daerah lain, capaian Magetan justru dianggap oleh sebagian pihak sebagai “konsistensi” yang menyakitkan—selalu nyaman di zona partisipatif, bukan kompetitif.
Saat dikonfirmasi soal anjloknya peringkat Magetan, Ketua KONI Magetan, Bambang Trianto, memilih irit bicara. Ia hanya menyebut bahwa perolehan medali berasal dari tiga cabang olahraga, yakni Aeromodeling, Jujitsu, dan Biliar. Tidak ada penjelasan lebih lanjut terkait penyebab penurunan peringkat. Di tengah kekecewaan, publik tetap menaruh harapan agar situasi ini menjadi momentum perbaikan. Banyak yang berharap Magetan tak lagi menjadi langganan papan bawah. “Kami nggak muluk-muluk, tahun depan nggak harus jadi juara umum. Tapi tolong, jangan terus-terusan di dasar klasemen. Naik satu-dua peringkat saja sudah cukup jadi bukti kemajuan,” kata seorang pemuda Magetan, yang tampak antara bangga dan lelah menyuarakan harapannya.
Kusnanto – Sinergia