Suasana Khidmat Tirtayatra Umat Hindu, Perjalanan Suci Sarat Makna, Harapan dan Perjuangan

Image Not Found
Suasana Khidmat Tirtayatra Umat Hindu, Foto : Kusnanto – Sinergia

Sinergia | Mojokerto – Di bawah terik matahari yang menyengat, suasana hening menyelimuti pelataran Pura Bala Widya Mandira di kompleks Sekolah Polisi Negara (SPN) Bangsal, Mojokerto. Tak ada hiruk pikuk, hanya lantunan doa dan wajah-wajah khusyuk dari puluhan umat Hindu yang datang dari berbagai daerah di eks Karesidenan Madiun juga umat Hindu Mojokerto.

Mereka bukan sekadar pelancong spiritual. Para pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dari Kota dan Kabupaten Madiun, Ponorogo, Magetan, dan Ngawi ini melakukan tirtayatra — perjalanan suci yang sarat makna, harapan, dan perjuangan. Tujuannya bukan hanya mengagungkan Sang Hyang Widhi, tetapi juga menguatkan tekad untuk memiliki rumah ibadah yang selama ini hanya menjadi impian.

“Kami datang ke sini dengan satu harapan: restu dan dukungan dari sesama umat. Kami berjuang agar di Kota Madiun nanti berdiri sebuah pura sebagai tempat persembahyangan umat Hindu,” ujar Dewa Ketut Alit Ariasa, Ketua PHDI Kota Madiun sekaligus Ketua Ponco PHDI eks Karesidenan Madiun, Kamis (15/05/2025).

Saat ini, satu-satunya pura yang mereka miliki berada di kompleks Lanud Iswahjudi, Magetan. Terlalu jauh untuk dijangkau seluruh umat secara rutin. Maka dari itu, ritual tirtayatra juga menjadi bentuk penguatan jaringan spiritual dan sosial lintas daerah, dengan harapan bisa mengetuk pintu hati pemerintah agar menyediakan lahan ibadah di Kota Madiun. 

Image Not Found
Suasana Khidmat Tirtayatra Umat Hindu, Foto : Kusnanto – Sinergia

“Kami datang bukan sekadar sembahyang. Ini juga momen sima krama, untuk saling bertukar pikiran dan memperkuat pembinaan umat. Nasib kami dengan saudara di Mojokerto pun serupa—sama-sama belum memiliki pura,” lanjut Dewa Ketut.

Pernyataan itu diamini oleh Jro Mangku Ketut Duwela, tokoh umat dari Mojokerto. Ia menegaskan pentingnya kedekatan dengan pemerintah sebagai jalan strategis untuk mewujudkan cita-cita bersama.

“Perjuangan memiliki pura bukan hal mudah. Tapi kita tidak bisa jalan sendiri. Kita harus bersinergi dengan pemerintah, mempererat hubungan, agar kebutuhan spiritual ini dilihat sebagai hak, bukan permintaan semata,” ungkap Jro Mangku.

Ketulusan dan semangat yang terpancar dari tirtayatra ini sejatinya menggambarkan lebih dari sekadar perjalanan religi. Ini adalah bentuk nyata dari harapan yang dijunjung tinggi, diperjuangkan dengan penuh kesabaran, dan disemai dalam kebersamaan.

Harapan itu kini disampaikan kepada Wali Kota Madiun, dengan suara penuh kerendahan hati.“Kami mohon kepada Bapak Wali Kota Madiun untuk memberi jalan. Ini bukan untuk kami semata, tapi untuk generasi anak cucu kami ke depan,” tutup Dewa Ketut dengan nada lirih namun penuh keyakinan.

Kusnanto – Sinergia

Bagikan ke :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *