
Sinergia | Kab. Madiun — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun menggelar Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) sebagai bagian dari upaya memperkuat mitigasi bencana di wilayah setempat. Kegiatan berlangsung di Gedung Eka Kapti, Kabupaten Madiun, Jumat (23/05/2025).
Forum bertema “Penguatan Mitigasi Bencana Untuk Ketangguhan Yang Bersahaja” itu dihadiri oleh berbagai unsur pentahelix, yang meliputi pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun Boby Saktia Putra Lubis menyebut forum ini menjadi salah satu agenda prioritas dalam 100 hari kerja Pemerintah Kabupaten Madiun.
“Melalui forum ini, kami mengharmoniskan program-program unggulan sekaligus memperkuat koordinasi antarsektor guna mengantisipasi bencana yang datangnya tak terduga,” kata Boby.
Ia menjelaskan, kegiatan serupa rutin digelar BPBD sebanyak tiga kali dalam setahun. Adapun fokus kali ini diarahkan untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi pada masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
“Target kami adalah pemetaan ulang terhadap potensi kebencanaan, mengacu pada prediksi BMKG yang menyebut kemungkinan terjadi kemarau basah atau musim kemarau yang lebih pendek dibandingkan tahun sebelumnya,” ujarnya.
Berdasarkan data BPBD, sepanjang Januari hingga April 2025, tercatat 15 kejadian bencana di Kabupaten Madiun. Rinciannya, enam kejadian banjir, enam kejadian cuaca ekstrem, dan tiga kejadian tanah longsor, dengan satu korban jiwa.
Menanggapi hal tersebut, BPBD akan memetakan wilayah rawan bencana untuk menetapkan prioritas penanganan. Selain itu, pos-pos siaga bencana hidrometeorologi yang semestinya telah berakhir operasionalnya per 27 April, dipertimbangkan untuk diperpanjang.
“Kesiapsiagaan menjadi kunci. Kami terus berupaya menyusun langkah-langkah konkret agar masyarakat lebih tangguh menghadapi berbagai potensi bencana,” pungkas Boby.
Tova Pradana – Sinergia