
Sinergia | Magetan – Dalam beberapa hari terakhir, kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis solar mulai dirasakan di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Kondisi ini menimbulkan keresahan, terutama di kalangan petani yang masih mengandalkan mesin diesel untuk mengairi sawah.
Minimnya pasokan solar membuat banyak mesin pompa air milik petani tak bisa beroperasi. Akibatnya, kebutuhan air untuk lahan pertanian terganggu, padahal musim kemarau tengah berlangsung dan ketersediaan air sangat krusial bagi tanaman. Sadimun, seorang petani di Desa Banjar Panjang, Kecamatan Ngariboyo, mengaku sudah sepekan terakhir kesulitan mendapatkan solar.
“Saat ini solar sulit sekali dicari. Di SPBU sering kosong, katanya belum ada kiriman. Dampaknya, diesel air milik petani jadi jarang dipakai, malah banyak yang mangkrak. Untung ada sebagian petani yang sudah pakai sumur sibel, tapi yang masih pakai diesel kesulitan sekali. Kalau air tidak cukup, ya bisa gagal panen,” jelasnya, Jumat (19/09/2025).
Ia menambahkan, untuk membeli solar di SPBU petani biasanya diwajibkan membawa surat pengantar dari desa. Meski begitu, jaminan ketersediaannya tetap belum bisa dipastikan. Kesulitan yang sama juga diungkapkan Samidi, perangkat Desa Banjar Panjang. Menurutnya, kelangkaan solar sangat memukul para petani, terutama yang menggarap lahan padi.
“Akhir-akhir ini solar bersubsidi memang sulit didapat. Kalau tidak ada air, tanaman bisa layu, apalagi sekarang musim kemarau. Pertumbuhan padi jadi tidak maksimal dan hasil panen pasti menurun,” ungkapnya.
Para petani berharap pemerintah segera mencari solusi atas kelangkaan solar bersubsidi. Sebab, jika kondisi ini terus berlanjut, bukan hanya produktivitas pertanian yang terganggu, tetapi juga bisa mengancam ketahanan pangan lokal.
Kusnanto – Sinergia