
Sinergia | Kab. Madiun — Pemerintah Kabupaten Madiun memiliki segudang pekerjaan rumah salah satunya masih banyak rumah tangga di 206 Desa/Kelurahan belum memiliki Sanitasi limbah domestik yang layak. Tercatat sekitar 22 ribu rumah tangga di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, belum memiliki akses terhadap sanitasi yang layak. Angka ini setara dengan 12,4 persen dari total 184 ribu rumah tangga di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Madiun, Gunawi, mengatakan capaian akses sanitasi layak di daerahnya saat ini baru mencapai 87,6 persen.
“Masih ada 12,4 persen rumah tangga, atau sekitar 22 ribu, yang belum memiliki akses sanitasi layak,” ujar Gunawi usai kegiatan penyerahan simbolis program SPADLS di Madiun, Jumat (16/05/2025).
Menurut Gunawi, intervensi pembangunan difokuskan pada masyarakat berpenghasilan rendah yang belum memiliki fasilitas sanitasi, atau memilikinya namun dalam kondisi tidak layak.
“Sasarannya adalah masyarakat kurang mampu, terutama yang belum memiliki sanitasi memadai atau fasilitasnya tidak memenuhi standar kesehatan,” jelasnya.
Pemerintah Kabupaten Madiun telah melakukan berbagai upaya sejak 2020 untuk mengatasi persoalan ini. Namun, baru sekitar 2.700 rumah tangga yang mendapatkan intervensi melalui program pembangunan sanitasi.
Untuk mempercepat penyelesaian, Pemkab berencana melibatkan pihak ketiga, termasuk sektor swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), serta mengoptimalkan anggaran daerah.
“Bupati juga telah menyampaikan komitmen untuk menggandeng pihak swasta melalui CSR dan memaksimalkan anggaran agar jumlah rumah tangga yang belum memiliki akses sanitasi layak bisa ditekan mendekati nol persen,” kata Gunawi.
Pemkab Madiun berharap, melalui kolaborasi lintas sektor ini, seluruh masyarakat dapat menikmati fasilitas sanitasi yang sehat dan layak, demi meningkatkan kualitas hidup serta kesehatan lingkungan.
Tova Pradana – Sinergia