
Sinergia | Kab. Ngawi – Peristiwa tragis terjadi di perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah, tepatnya di wilayah Sungai Bengawan Solo yang memisahkan Desa Selopuro, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi, dengan Desa Megeri, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora. Seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun dilaporkan hanyut terseret arus deras pada Senin siang, (30/06/2025).
Korban berinisial D.Tb pelajar kelas 7 salah satu SMP di Ngawi. Ia diduga hanyut saat bermain di tepi sungai bersama empat temannya.
Menurut kesaksian warga dan keluarga, kelima bocah itu semula bermain prosotan di tebing sungai yang licin. Secara bergantian mereka meluncur ke air, tanpa menyadari bahaya arus Bengawan Solo yang deras saat itu.
“Korban sempat terlihat oleh temannya terbawa arus sejauh 100 meter, tapi tak ada yang mampu menolong,” ujar Sunarno, Kepala Desa Selopuro.
Lokasi kejadian diketahui sangat dekat dengan batas administratif dua provinsi, hanya sekitar empat meter dari titik perbatasan Ngawi dan Blora.
Setelah menerima laporan, tim dari BPBD Ngawi menuju lokasi dan menemukan sisa-sisa aktivitas bocah-bocah tersebut di pinggir sungai. Upaya pencarian pun segera dilakukan dengan melibatkan Basarnas Semarang dan BPBD Blora, mengingat posisi korban bisa saja sudah terbawa ke wilayah Jawa Tengah.
“Kita kerahkan semua potensi SAR yang ada. Pencarian akan terus dilakukan sampai korban ditemukan,” jelas Lilik Purnomo, petugas BPBD Ngawi.
Hingga Senin sore, tubuh korban belum ditemukan. Tim SAR gabungan bersama warga masih terus menyusuri bantaran sungai. Namun derasnya arus Bengawan Solo menjadi tantangan berat dalam proses pencarian.
Warga berharap pencarian segera membuahkan hasil, agar keluarga korban tak terus diliputi ketidakpastian
Kusnanto – Sinergia