
Sinergia | Kab. Ponorogo – Cuaca ekstrem yang melanda wilayah lereng Gunung Wilis dalam dua pekan terakhir membuat petani sayur-mayur di Ponorogo mengalami kerugian besar. Curah hujan tinggi menyebabkan banyak tanaman rusak dan membusuk sebelum masa panen.
Langgeng Setiyono, seorang petani di Desa Pudak Kulon, Kecamatan Pudak, mengaku hasil panennya turun drastis. Biasanya ia bisa memanen hingga dua ton sayuran, namun akibat hujan yang terus-menerus, kini hanya mampu memetik sekitar satu ton.
“Kondisi tanaman saya seperti ini, Mas. Banyak yang rusak karena curah hujan tinggi akhir-akhir ini. Biasanya bisa panen dua ton, sekarang cuma satu ton,” ujarnya, Jumat (23/05/2025).
Senada, Jarno, petani lainnya, menyebut dampak cuaca buruk tak hanya mengurangi hasil panen, tetapi juga menurunkan harga jual secara drastis.
“Ini rusak karena hujan terus, Mas. Selain itu, harga juga ikut rusak. Permintaan pasar juga sedikit,” keluhnya.
Jenis sayuran yang paling terdampak di antaranya bawang prei, sawi, bunga kol, cabai, dan kacang kapri. Harga bawang prei yang semula Rp7.000–Rp10.000 per kilogram kini anjlok menjadi Rp3.000. Sawi hanya laku Rp2.500, padahal sebelumnya bisa tembus Rp5.000. Bahkan bunga kol terjun bebas dari Rp8.000 menjadi Rp1.500 per kilogram. Kacang kapri pun mengalami penurunan harga paling tajam, dari Rp50.000 menjadi Rp12.000 per kilogram.
Petani berharap cuaca segera membaik dan pemerintah hadir memberikan solusi atau bantuan guna mencegah kerugian yang berulang.
Ega Patria – Sinergia