
Sinergia | Kota Madiun – Demonstrasi ribuan massa dari berbagai elemen—mahasiswa, pengemudi ojek online, hingga warga umum—di depan Gedung DPRD Kota Madiun berujung ricuh pada Sabtu (30/08/2025). Massa melemparkan batu hingga botol air kearah gedung wakil rakyat. Pihak kepolisian yang berjaga dan koordinator aksi berusaha meredam aksi anarkis massa.
Usai kericuhan meredam, perwakilan massa melakukan orasi dan menyampaikan aspirasi mereka. Beberapa tuntutan disampaikan dihadapan Ketua DPRD Kota Madiun, Armaya diantaranya menuntut DPR RI segera mengesahkan RUU Perampasan Aset, menolak kenaikan tunjangan dan gaji DPR.
“Menuntut investigasi independen, transparan, dan akuntabel atas meninggalnya Affan, pecat dan adili aparat yang represif serta tegakkan etika dan moral politik oleh DPR RI,” tegas orator aksi.
Sayangnya, kericuhan kembali memanas setelah dialog massa dengan Ketua DPRD Kota Madiun Armaya dan Kapolres Madiun Kota AKBP Wiwin Junianto meski sebelumnya sempat dicapai kesepakatan terkait tuntutan aksi. Situasi memanas saat massa melempari aparat dengan botol dan batu, bahkan bom molotov dilempar ke halaman gedung DPRD sebelum berhasil dipadamkan.
Sementara itu, Kapolres Wiwin mengungkapkan dua anggota kepolisian terluka akibat lemparan batu. Bahkan, Dandim 0803 Madiun Letkol Kav Widhi Bayu Sudibyo mengalami pendarahan setelah terkena lemparan massa.
Ketua DPRD Kota Madiun Armaya bersama Kapolres Madiun Kota AKBP Wiwin Junianto Supriadi turun langsung menemui massa.
“Aspirasi sudah kami terima dan akan disampaikan,” ujar Armaya.
Armaya menyebut ada provokator dari luar daerah, seperti Ngawi, Magetan, dan Kabupaten Madiun, yang memicu kericuhan. Pantauan dari Tim Liputan Sinergia, aksi berlanjut hingga Sabtu petang. Personil TNI turut diterjunkan guna meredam aksi massa.
Surya Wibawa – Sinergia