Deteksi Pesawat Asing, TNI AU Paksa Mendarat di Lanud Iswahjudi

Image Not Found
Simulasi Force Down atau pemaksaan pendaratan pesawat asing yang melanggar wilayah udara Indonesia, 23/2/2025, Foto : Istimewa

Sinergia | Kab. Magetan – Satuan radar di bawah kendali Komando Sektor II (Kosek II) Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Iswahjudi mendeteksi keberadaan pesawat asing. Pesawat tersebut terdeteksi memasuki wilayah udara Indonesia tanpa izin terbang (Flight Clearance), sehingga memicu respons cepat dari unsur pertahanan udara. Komandan Lanud Iswahjudi segera menginstruksikan unsur tempur Skadron Udara 15 untuk melakukan scramble dengan menerbangkan dua pesawat tempur T-50i Golden Eagle. 

Kedua jet tempur ini melaksanakan identifikasi visual dan memastikan bahwa pesawat asing tersebut merupakan Boeing Patriot Airline. Menindaklanjuti prosedur intersepsi, pesawat tempur T-50i Golden Eagle memberikan peringatan serta instruksi kepada pilot Patriot Airline untuk segera mendarat di Lanud Iswahjudi. 

Image Not Found
Simulasi Force Down atau pemaksaan pendaratan pesawat asing yang melanggar wilayah udara Indonesia, 23/2/2025, Foto : Istimewa

Hal itu tergambar dari simulasi Force Down atau pemaksaan pendaratan pesawat asing yang melanggar wilayah udara Indonesia. Latihan ini merupakan bagian dari Latihan Pertahanan Udara Perkasa B yang digelar oleh Komando Operasi Udara Nasional (Koopsudnas). 

“Begitu pesawat berhasil dipaksa mendarat, prosedur penanganan pasca-Force Down langsung diterapkan sesuai dengan standar operasional,” kata Kepala Penerangan Lanud Iswahjudi Mayor Sus. Yudha Pramono dalam keterangan resminya, Minggu (23/2/2025). 

Selanjutnya, Prajurit Yonko 463 Kopasgat dan tim base rescue dari Dinas Operasi (Disops) Lanud Iswahjudi bergerak cepat mengamankan area pendaratan dengan kendaraan taktis. Tim Intelijen dan Satuan Polisi Militer (Satpom) Lanud Iswahjudi, bersama anjing pelacak, segera melakukan pemeriksaan dan penggeledahan terhadap pesawat tersebut. 

Sementara itu, tim Explosive Ordnance Disposal (EOD) dari Depohar 60 memastikan tidak ada amunisi atau bahan peledak yang membahayakan.

Hasil penyelidikan lebih lanjut oleh tim hukum, intelijen, dan Satpom Lanud Iswahjudi menunjukkan bahwa pesawat tersebut tidak membawa barang berbahaya maupun melanggar ketentuan yang berlaku.

Keberhasilan simulasi ini menjadi bukti kesiapsiagaan personel dan alutsista TNI AU dalam menghadapi potensi ancaman udara. Latihan ini turut disaksikan langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Firman Dwi Cahyono, Asisten Operasi Koopsudnas Marsekal Muda TNI M. Yani Amirullah selaku Direktur Latihan Perkasa B, serta Danwing Udara 3 Kolonel Pnb Marcellinus A.K.D.

Tim Liputan – Sinergia

Bagikan ke :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *