
Sinergia | Kab. Madiun – Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) Kabupaten Madiun menggelar kegiatan pembinaan pengelolaan keuangan dan kewirausahaan bagi keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI), baik yang masih dalam proses penempatan maupun yang telah kembali ke tanah air. Kegiatan ini bertempat di Kantor Desa Suluk, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun.
Sebanyak 40 peserta yang terdiri dari keluarga PMI dan Purna PMI mengikuti pelatihan ini. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap regulasi penempatan tenaga kerja luar negeri, mencegah penempatan non-prosedural, serta membekali mereka dengan pengetahuan kewirausahaan, koperasi, dan manajemen keuangan.
Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, Hengky Sukarno, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk implementasi dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan PMI.
“Pemerintah punya kewajiban untuk memberdayakan PMI pasca penempatan dan juga keluarga mereka di Indonesia, agar bisa mandiri dan tidak terus bekerja di luar negeri sampai usia tua. Kalau sudah punya modal dan keterampilan, mereka bisa membangun usaha sendiri,” jelas Hengky Kamis (24/4/20205).
Dalam kegiatan ini, Disnakerin menghadirkan narasumber dari berbagai lembaga, termasuk P4MI (Pos Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia), Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Disperdakop dan UM) Kabupaten Madiun, serta Bank Jatim Cabang Madiun. Materi yang disampaikan mencakup prosedur resmi penempatan TKLN (Tenaga Kerja Luar Negeri), pencegahan percaloan dan pengelolaan remitansi, hingga pelatihan kewirausahaan dan tata kelola keuangan.
Selain itu, Disnakerin juga bekerja sama dengan Pos Pelayanan Pelindungan PMI (P4MI) untuk menyediakan layanan konsultasi dan edukasi bagi calon PMI. Layanan ini bertujuan agar calon pekerja migran lebih waspada dan cermat dalam memilih lembaga penyalur kerja ke luar negeri.
“dengan pelatihan ini, diharapkan para keluarga PMI dan Purna PMI dapat hidup lebih sejahtera, produktif, dan mandiri secara ekonomi, tanpa harus terus bergantung pada pekerjaan di luar negeri” pungkas Hengky.
Tova Pradana – Sinergia