Imigrasi Ponorogo Bantah Terbitkan Paspor Untuk Dewi Astutik, Buronan Kasus Sabu 2 Ton

Image Not Found
Kepala Kantor Imigrasi Ponorogo, Happy Reza Dipayuda, Foto : Ega Patria – Sinergia

Sinergia | Kab. Ponorogo – Kantor Imigrasi Kelas II Non-TPI Ponorogo memastikan tidak pernah menerbitkan paspor atas nama Dewi Astutik, warga Kabupaten Ponorogo yang kini menjadi buronan dalam kasus penyelundupan sabu seberat dua ton di perairan Kepulauan Riau.

Nama Dewi Astutik mendadak viral setelah disebut sebagai otak jaringan narkotika internasional. Padahal, perempuan asal Kecamatan Balong ini dulunya dikenal sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Taiwan.

Kepala Kantor Imigrasi Ponorogo, Happy Reza Dipayuda, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan penelusuran terhadap seluruh data permohonan paspor di wilayah kerjanya. Hasilnya, tidak ditemukan data penerbitan paspor atas nama Dewi Astutik.

“Paspor atas nama Dewi Astutik tidak pernah diterbitkan di Ponorogo,” tegas Happy, Kamis (29/05/2025).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Dewi sempat mengaku akan berangkat ke luar negeri sebagai PMI dengan tujuan Kamboja. Namun, belakangan muncul dugaan bahwa identitas tersebut hanya digunakan sebagai kedok. Dewi diduga kuat terlibat dalam jaringan narkotika lintas negara.

“Awalnya terindikasi sebagai TKI, tapi kini kami sudah berkoordinasi dengan BNN karena kasus ini menjadi perhatian khusus,” tambah Happy.

Sementara itu, Kapolres Ponorogo AKBP Andin Wisnu Sudibyo membenarkan bahwa Dewi memang berasal dari Ponorogo. Namun, selama ini ia menggunakan identitas palsu.

“Benar, dia warga Ponorogo, tapi identitas di KTP menggunakan nama adiknya,” ungkap Andin.

Penyidikan terhadap kasus ini melibatkan Badan Narkotika Nasional (BNN). Dewi Astutik kini masuk dalam daftar red notice Interpol sebagai buronan internasional.

“Red notice sudah diterbitkan sejak beberapa waktu lalu. Dewi pernah menjadi PMI, namun sekarang dipastikan menjadi bagian dari sindikat narkotika internasional,” jelas Kapolres.

Dewi diketahui memiliki kaitan dengan gembong narkoba Freddy Pratama, yang selama ini dikenal sebagai pengendali besar jaringan peredaran narkotika di Asia Tenggara.

Ega Patria – Sinergia 

Bagikan ke :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *