
Sinergia | Magetan – Di atas kertas, Program Koperasi Merah Putih (KMP) digadang-gadang menjadi lokomotif ekonomi desa. Tapi di lapangan, program ini justru terhenti sebelum benar-benar berjalan. Di Kabupaten Magetan, hanya satu dari 235 koperasi yang aktif, dan itu pun berdiri tanpa sepeser pun bantuan dari pemerintah.
Di tengah ambisi besar memberdayakan ekonomi rakyat melalui koperasi, Desa Mategal di Kecamatan Parang justru diam-diam bergerak. Satu koperasi di sana telah beroperasi secara mandiri, hanya bermodal semangat dan iuran dari masyarakat. Bukan karena program berjalan sempurna, tapi karena mereka tak mau terus menunggu yang belum pasti.
“Sekarang masih pakai dana dari anggota. Tapi dukungan masyarakat cukup bagus,” kata Pj. Sekda Magetan, Muchtar Wahid, Selasa (05/08/2025).
Dari ratusan koperasi yang terdaftar, sebagian besar masih ‘mati suri’. Penyebabnya bukan kurangnya minat atau kemampuan, tetapi ketiadaan regulasi yang membuat perangkat desa enggan bergerak. “Yang sudah ngurus izin baru sekitar 60-an koperasi. Tapi yang benar-benar berani jalan baru satu. Sisanya menunggu juklak dan juknis dari pusat,” ungkap Muchtar.
Penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk permodalan koperasi menjadi isu sensitif. Tanpa dasar hukum yang jelas, kepala desa takut disalahkan jika terjadi kesalahan administrasi. “Mereka takut pakai dana desa. Kalau belum ada juknis, nanti malah jadi temuan,” tambahnya.
Desa Mategal menunjukkan bahwa program bisa dijalankan tanpa harus menunggu. Tapi di sisi lain, ketidakpastian dari pemerintah pusat justru berpotensi mematikan semangat desa-desa lain yang masih menanti kepastian hukum. Padahal, semangat dan harapan masyarakat sudah mulai tumbuh. Jika terus dibiarkan menggantung, bukan tidak mungkin program ini akan dilabeli sebagai proyek gagal.
“Kalau masyarakat sudah semangat tapi pusatnya lambat, ya percuma. Harusnya ada sinergi,” pungkas Muchtar.
Kini, nasib Program Koperasi Merah Putih di Magetan berada di persimpangan. Di satu sisi, desa-desa penuh harap akan hadirnya solusi ekonomi berbasis koperasi. Di sisi lain, regulasi yang tak kunjung turun membuat semua itu sekadar wacana.
Jika pemerintah pusat tak segera menuntaskan aturan mainnya, KMP hanya akan menjadi mimpi kolektif yang perlahan dilupakan. Sementara itu, Desa Mategal tetap berjalan—pelan, mandiri, dan penuh tekad.
Kusnanto – Sinergia