
Sinergia | Kabupaten Madiun – Lonjakan arus kendaraan selama masa mudik dan balik Lebaran 2025 di Kabupaten Madiun berdampak pada meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas. Tercatat, dalam kurun waktu hampir dua pekan pelaksanaan Operasi Ketupat Semeru 2025, sedikitnya 17 kejadian kecelakaan terjadi di wilayah hukum Polres Madiun.
Kasatlantas Polres Madiun, AKP Andrian Pratama, mengungkapkan dari total kejadian tersebut, satu korban dinyatakan meninggal dunia, sementara 26 orang lainnya mengalami luka-luka.
“Hanya satu kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa, selebihnya korban mengalami luka-luka dan kerugian material,” jelas AKP Andrian saat dikonfirmasi, Senin (14/4/2025).
Ia menambahkan, mayoritas kecelakaan melibatkan kendaraan roda dua. Faktor dominan penyebab terjadinya kecelakaan, kata Andrian, adalah menurunnya konsentrasi pengendara, baik yang berasal dari pemudik maupun warga lokal.
“Korban kecelakaan rata-rata berasal dari kalangan pengendara roda dua, sebagian besar akibat kurangnya konsentrasi saat berkendara,” ujarnya.

Pihaknya juga mengimbau kepada para pemudik untuk tidak memaksakan perjalanan dalam kondisi lelah. Apabila merasa letih, pengendara disarankan memanfaatkan pos pengamanan yang telah disediakan oleh petugas di sepanjang jalur mudik.
“Pos pengamanan kami siagakan di beberapa titik untuk memfasilitasi pemudik beristirahat agar tidak memaksakan diri di jalan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Andrian membeberkan sejumlah titik rawan kecelakaan atau black spot di Kabupaten Madiun yang kerap terjadi insiden, antara lain di kawasan Nglames, Dumpil, Kaibon, dan Mlilir. Keempat ruas jalan tersebut dikenal padat lalu lintas, terutama saat puncak arus mudik dan balik.
Tova Pradana – Sinergia