
Sinergia | Magetan – Sugeng Riyanto (49), seorang pemulung asal Desa Purwosari, Kecamatan/Kabupaten Magetan, mengakhiri hidupnya dengan cara yang begitu menyentuh. Kamis (11/09/2025) pagi, ia ditemukan meninggal dunia dalam posisi tertunduk, masih memeluk karung rosok yang selama ini menjadi tumpuan hidupnya.
Suparman (65), tetangga yang pertama kali mendengar suara keras sekitar pukul 09.30 WIB, masih teringat jelas momen itu.
“Saya keluar rumah setelah dengar suara ‘braakkk’. Begitu dilihat, beliau sudah tertelungkup sambil memeluk karung rosoknya. Kami mencoba memastikan bersama warga, tapi ternyata beliau sudah tidak bernyawa,” kenangnya dengan mata berkaca-kaca.
Pemandangan tersebut membuat warga yang berdatangan terdiam. Sugeng, yang kesehariannya dikenal ramah, berpulang dengan membawa karung yang menjadi simbol kerja kerasnya.
Tim medis dari Puskesmas Candirejo bersama Unit Identifikasi Polres Magetan segera melakukan pemeriksaan di lokasi. Kapolsek Magetan, AKP Ika Wardani, memastikan tidak ada tanda kekerasan pada tubuh korban.
“Kesimpulannya, beliau meninggal akibat sakit mendadak. Tidak ada indikasi tindak pidana. Jenazah sudah kami serahkan ke pihak keluarga,” jelasnya.
Bagi warga sekitar, Sugeng adalah pribadi sederhana. Ia selalu menyapa sambil menenteng karung besar berisi rosok. Kehilangan itu dirasakan betul oleh Brilliansya Risang Bagus (33), yang ikut menolong saat kejadian.
“Beliau tidak pernah mengeluh. Orangnya ramah dan pekerja keras. Rasanya berat sekali melihat beliau pergi masih dengan karung rosok di pelukannya. Itu seakan menegaskan perjuangan hidup yang beliau jalani,” ucapnya lirih.
Kapolsek Magetan, AKP Ika Wardani, juga turut menyampaikan rasa belasungkawa.
“Ini kejadian yang menyayat hati. Almarhum wafat saat berusaha mencari nafkah, dengan karung rosok yang tak pernah lepas dari kehidupannya. Semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya,” kata Kapolsek.

Kini, karung rosok yang selalu setia menemani Sugeng menjadi saksi bisu akhir perjuangan seorang ayah, seorang pekerja keras, yang berpulang dengan cara begitu mengharukan.
Kusnanto – Sinergia