By
Sinergia | Kab. Madiun – Ratusan warga Dusun Cambor, Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, antusias menyambut tradisi Kirab Pusaka yang digelar pada malam hari bertepatan pada bulan Muharram atau bulan Suro. Meski udara malam terasa dingin, semangat masyarakat untuk mengikuti rangkaian kirab tak surut. Satu persatu pusaka dikeluarkan dari rumah sesepuh desa setempat.
Dentuman gong kecil, suara pecut, serta alunan musik drum band menjadi pertanda rombongan kirab mulai berangkat. Peserta kirab tampil mengenakan berbagai busana adat, mulai dari atribut ala Abdi Dalem Keraton Surakarta Hadiningrat hingga pakaian tradisional khas Kabupaten Ponorogo.
Sesepuh Dusun Cambor, Pardi, menjelaskan bahwa dalam kirab ini dibawa lima pusaka yang telah melalui prosesi jamasan, atau pencucian secara adat.
“Pusaka yang dibawa berasal dari Kyai Slamet, secara turun temurun diwariskan hingga kini. Ada keris, tombak, dan beberapa jenis lainnya,” ujar Mas Ngabehi Pardi Hadiprojo Kamis dinihari (03/07/2025).
Sepanjang perjalanan sejauh 4 kilometer mengelilingi desa, salah satu anggota kirab secara terus-menerus melantunkan doa agar masyarakat diberi kemakmuran dan keselamatan. Usai kirab, kegiatan dilanjutkan dengan doa bersama, pembacaan tembang Jawa, dan ditutup dengan prosesi tumpengan.
Pardi menambahkan, Kirab Pusaka ini merupakan tradisi tahunan yang rutin digelar setiap bulan Suro, dan menarik minat peserta dari berbagai daerah.
“Peserta kirab tidak hanya dari Madiun, tapi juga dari Jepara, Ngawi, Nganjuk, Ponorogo, hingga Caruban,” tambahnya.
Ia berharap, melalui pelestarian budaya ini, masyarakat mendapatkan keberkahan dalam bentuk kesehatan, rezeki yang lancar, serta keselamatan hidup.
“Semoga seluruh warga diberikan umur panjang dan segala hajatnya dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa,” tutup Pardi.
Tova Pradana – Sinergia
