
Sinergia | Kab. Madiun – Wabah virus Penyakit Mulut dan Kuku ( PMK) tidak begitu dirasakan dampaknya bagi peternak sapi perah di Kabupaten Madiun. Justru permintaan susu segar saat momen Imlek dan Isra’ Mi’raj meningkat dibanding hari biasanya.
Seperti yang dialami oleh kelompok peternak sapi perah Nedyo Rahayu di Desa Kresek, Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun Jawa Timur. Ketua kelompok Nedyo Rahayu, Kuswanto menjelaskan wajah virus PMK yang rata-rata menyerang sapi potong tidak dirasakan oleh para peternak sapi perah.
“Kami sempat was was. Akan tetapi sudah melakukan antisipasi dini berkaca pada kejadian PMK sebelumnya. Dampaknya pun tidak begitu parah. Alhamdulillah justru saat ini produksi dan permintaan meningkatkan” ujar Kuswanto ditemui di kandangnya Minggu ( 27/01/2025).
Meski sudah menyerang sapi milik warga sekitar, namun Kuswanto mengaku sebanyak 62 ekor sapi perah di wilayahnya masih aman. Sampai kini puluhan sapi itu masih terpantau sehat dengan berbagai perawatan intensif yang ketat dilakukan oleh setiap peternak.
“Disini sapi yang terkena rata-rata sapi potong. Untuk sapi perah Alhamdulillah sehat semua. Kita rutin melakukan pencegahan seperti menjaga kebersihan kandang, penyemprotan disinfektan, pemberian vitamin dan kualitas makan yang berprotein tinggi” terangnya.
Di Desa Kresek terdapat populasi hewan sapi ternak total sebanyak 62 ekor, dari jumlah tersebut yang produktif ada sebanyak 40 ekor dan mampu memproduksi susu segar sebanyak 259 liter susu segar. Sisanya sapi masih dalam kondisi bunting dan tergolong kecil.

“Hari hari ini justru permintaan susu banyak mas dari wilayah Madiun, maupun pendatang yang berlibur ke Madiun” terang kuswanto.
Diketahui, data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan jumlah hewan yang saat ini terjangkit PMK mengalami penurunan. Dari 55 ekor sapi terjangkit PMK saat ini tersisa 26 ekor yang masih dalam pengobatan. DKPP juga gencar melakukan vaksinasi ke hewan ternak warga guna mencegah penyebaran virus PMK makin meluas.
Dana – sinergia