By
Sinergia | Kab. Magetan – Jamaah Tarekat Syattariyah di Dukuh Bendo, Desa Kuwonharjo, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, menyelenggarakan salat Idul Adha dan pemotongan hewan kurban pada Minggu, (08/06/2025). Pelaksanaan ini berbeda dua hari dari ketetapan pemerintah yang menetapkan Idul Adha pada 6 Juni.
Dalam suasana yang khidmat, jamaah yang mayoritas merupakan penganut Tarekat Syattariyah melaksanakan salat Idul Adha secara mandiri. Seusai salat, mereka juga memotong 20 ekor kambing dan 3 ekor sapi sebagai bagian dari amaliyah kurban tahunan.
Imam masjid sekaligus tokoh spiritual masyarakat, Jamiran, menjelaskan bahwa penetapan hari raya tidak semata-mata mengikuti kalender umum. Hal itu melainkan berdasarkan metode hisab dan rukyat warisan leluhur yang telah dijalankan turun-temurun.
“Dasarnya tetap Islam. Hisab dan rukyat itu bukan hal baru. Itu cara-cara yang sejak zaman dulu sudah dikenal. Di sini kami mengamalkan seperti itu,” ujar Jamiran.
Ia menambahkan bahwa meski waktu pelaksanaan berbeda, tata cara kurban tetap mengacu pada syariat Islam sebagaimana dipraktikkan secara luas di Indonesia.
“Tata caranya sama dengan ajaran Islam pada umumnya. Hanya saja waktunya bisa sedikit berbeda karena berdasarkan hitungan hisab dan rukyat lokal,” imbuhnya.
Bagi masyarakat Dukuh Bendo, amaliyah ini bukan sekadar ritual tahunan, tetapi juga bentuk pelestarian ajaran agama dan warisan budaya yang memupuk kerukunan serta keimanan di tengah komunitas.
“Yang paling penting dari semuanya adalah iman. Ilmu agama itu penting, tapi iman adalah dasar. Jangan sampai tradisi atau kesibukan melalaikan iman kita,” pesannya.
Selain Idul Adha, komunitas ini juga menerapkan pendekatan serupa dalam menentukan hari raya Idul Fitri, menunjukkan konsistensi dalam mengamalkan ajaran Tarekat Syattariyah.
Kusnanto – Sinergia
