Berangkat dengan Senyum, Pulang dalam Doa, Sumi Amatredjo Wafat di Tanah Suci

Image Not Found
Pihak keluarga memperlihatkan foto Almarhum, Foto : Kusnanto – Sinergia

Sinergia | Kab. Magetan – Duka mendalam menyelimuti keluarga besar Sumi Amatredjo (78), seorang jemaah haji asal Desa Purworejo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Almarhumah wafat setelah melaksanakan ibadah wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi, pada Sabtu (08/06/2025) dini hari.

Kabar meninggalnya Sumi Amatredjo pertama kali disampaikan secara langsung oleh petugas dari Kementerian Agama Kabupaten Magetan melalui Kantor Urusan Agama (KUA) Nguntoronadi. Suasana haru menyelimuti rumah duka ketika informasi itu diterima keluarga sekitar pukul 02.30 WIB.

“Kami mendapatkan kabar sekitar pukul setengah tiga dini hari. Disampaikan langsung oleh petugas dari Kemenag. Tentu kami sangat terkejut sekaligus sedih,” tutur Suprapto, anak kandung almarhumah, saat ditemui di kediamannya.

Sebelum wafat, almarhumah diketahui sempat mengikuti seluruh rangkaian ibadah wukuf di Arafah—salah satu rukun haji yang paling utama. Namun, usai prosesi tersebut, kondisi kesehatannya menurun drastis.

“Beliau mulai terlihat lemas setelah wukuf dan hendak melanjutkan perjalanan ke Muzdalifah dan Mina. Karena kondisinya tidak stabil, akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Arafah,” ungkap Suprapto.

Pihak keluarga menyebut, almarhumah memang memiliki riwayat penyakit jantung dan diabetes. Meski demikian, sebelum keberangkatan ke Tanah Suci, kondisi fisik almarhumah dinyatakan cukup sehat oleh tim medis dan tampak bugar secara umum.

“Waktu berangkat dari rumah, beliau kelihatan sangat bersemangat. Bahkan banyak bercanda dan tersenyum bersama keluarga. Kami semua melepas dengan penuh doa dan harapan agar ibadah beliau lancar,” tambah Suprapto.

Sumi Amatredjo mendaftar sebagai calon jemaah haji sejak tahun 2012. Setelah menunggu selama lebih dari satu dekade, harapan untuk menunaikan rukun Islam kelima itu akhirnya tercapai di tahun 2025. Ia berangkat bersama empat jemaah lain dari desanya.

“Sudah 13 tahun beliau menunggu. Dan alhamdulillah, akhirnya berangkat juga tahun ini. Tidak sendiri, ada empat orang lain dari desa kami. Mereka sudah seperti keluarga sendiri selama menjalankan ibadah di sana,” ujar Suprapto.

Selama menjalani masa persiapan haji, Sumi dikenal aktif mengikuti manasik dan pengecekan kesehatan. Keluarga besar pun mendukung penuh kepergiannya dan terus mendoakan keselamatan serta kelancaran ibadahnya.

Sumi Amatredjo meninggalkan empat orang anak, 15 cucu, dan enam orang cicit. Kepergiannya yang terjadi saat tengah menjalankan salah satu ibadah tertinggi dalam Islam, meninggalkan duka sekaligus kebanggaan tersendiri bagi keluarga.

“Kami merasa kehilangan yang sangat dalam, tapi juga ikhlas. Beliau meninggal dalam keadaan beribadah, di Tanah Suci, saat waktu-waktu mustajab doa. Kami yakin itu tempat terbaik untuk beliau,” ucap Suprapto.

Pihak keluarga berharap masyarakat luas bersedia mendoakan almarhumah agar seluruh amal ibadahnya diterima dan segala khilaf nya diampuni oleh Allah SWT.

“Semoga Allah menempatkan beliau di sisi terbaik-Nya, menerima amal ibadahnya, dan mengampuni segala dosa-dosanya. Kami mohon doa dari seluruh masyarakat Magetan dan saudara-saudara sesama Muslim,” pungkas Suprapto.

Kusnanto – Sinergia

Bagikan ke :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *