
Sinergia | Kab. Ponorogo – Ribuan warga memadati kawasan Telaga Ngebel, Desa/Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, untuk mengikuti prosesi larung sesaji dalam rangka memperingati 1 Suro atau 1 Muharam, Jumat (27/06/2025). Tradisi tahunan yang telah berlangsung secara turun-temurun ini dimulai pukul 10.00 WIB. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo menyiapkan total 30 tumpeng dalam prosesi tersebut.
Sebanyak 29 tumpeng purak berisi hasil bumi dan jajanan khas Ngebel diperebutkan oleh warga, sedangkan satu tumpeng agung dilarung ke tengah telaga sebagai simbol rasa syukur dan doa keselamatan.
Sebelum prosesi larung dimulai, seluruh tumpeng terlebih dahulu dikirab mengelilingi kawasan telaga. Tumpeng agung kemudian diletakkan di atas rakit dan dihanyutkan ke tengah perairan Telaga Ngebel, sementara tumpeng purak langsung diserbu warga yang berharap mendapat berkah.
Suparmi, salah satu warga yang ikut berebut tumpeng, mengaku harus berdesak-desakan demi mendapatkan hasil bumi. Meski demikian, ia merasa senang bisa turut serta dalam tradisi tahunan ini.
“Saya tadi sampai dorong-dorongan, tapi alhamdulillah dapat sayur dan jajanan. Katanya bisa bawa berkah dan keberuntungan,” ujarnya.
Hal serupa diungkapkan Winarti yang datang mengenakan baju oranye. Ia menyebut momen ini sebagai cara menjaga kebersamaan sekaligus melestarikan budaya leluhur. Tumpeng agung yang dilarung diketahui terbuat dari beras merah.
“Beras merah ini nantinya bisa menjadi makanan bagi ikan-ikan di telaga,” jelas warga lainnya yang ikut menyaksikan prosesi.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menyampaikan bahwa tradisi larung sesaji akan terus dikembangkan. Ke depan, tidak hanya jumlah tumpeng yang akan ditambah, namun juga ragam isinya akan diperluas agar menjadi daya tarik wisata budaya yang lebih besar.
“Tradisi larung sesaji ini diharapkan tidak hanya menjadi ritual seremonial tahunan, namun juga menjadi wujud pelestarian nilai-nilai budaya lokal, serta mendorong pengembangan pariwisata Telaga Ngebel di masa mendatang,” tegasnya.
Acara berlangsung meriah dan tertib, dengan antusiasme warga dan wisatawan yang datang dari berbagai daerah. Selain menjadi simbol spiritual dan budaya, tradisi ini juga menjadi atraksi wisata unggulan yang memperkuat identitas Ponorogo sebagai daerah yang kaya akan kearifan lokal.
Ega Patria – Sinergia