Dampak PMK , Harga Ternak Sapi di Ngawi Anjlok

KAB. NGAWI – Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali merebak di Kabupaten Ngawi. Dinas Perikanan Dan Peternakan Kabupaten Ngawi mencatat hingga akhir Desember 2024 terdapat 277 ternak sapi yang terjangkit PMK. Bahkan 13 diantaranya mati.

Merebaknya kasus PMK berdampak pada harga ternak sapi. Hal itu sangat dikeluhkan para peternak lantaran harga sapi anjlok hingga 30 persen.

“Kalau biasanya kan untuk harga dikisaran Rp.15 juta perekor saat ini tinggal Rp.9 juta hingga Rp.10 juta per ekor. Rugilah peternak kalau kondisinya seperti ini terus. Saya minta pemerintah segera turun tangan mengatasi PMK ini” ungkap Mukhsin, pedagang sapi di Pasar Hewan Ngawi.

Selain itu, peternak mendorong agar dinas terkait kembali mengoptimalkan vaksinasi terhadap ternak sapi. Hal itu agar harga sapi tidak terus turun.” Kami mohon dinas terkait untuk memberikan solusi kepada kami peternak ini” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian dan Tenaga Kerja (DPPTK) Ngawi, Kusumawati Nilam Sulandrianingrum tidak menampik jika terjadi penurunan pada harga ternak sapi. Pihaknya hingga kini belum mengambil langkah menutup pasar hewan.

”Kami telah berkoordinasi dengan Dinas Perikanan dan Peternakan Ngawi terkait permasalahan PMK ini. Juga sudah dilakukan screening dan pemeriksaan kesehatan terhadap hewan ternak khususnya sapi yang masuk ke pasat hewan. Kami juga menghimbau kepada peternak maupun pedagang sapi untuk juga selektif” ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui dinas terkait juga telah menghimbau untuk untuk meningkatkan kebersihan kandang. Selain itu, peternak juga dapat berkoordinasi dengan petugas penyuluh lapangan jika menemukan gejala PMK pada ternak mereka.

Wahyu – Sinergia

Bagikan ke :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *