
Sinergia | Magetan – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Magetan terus berjalan, meski belum seluruh dapur pelaksana memenuhi standar administrasi. Dari target 45 dapur yang direncanakan, saat ini baru terbentuk 16, dengan 15 di antaranya sudah beroperasi. Namun, belum ada satu pun yang mengantongi Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS).
Koordinator Wilayah BGN Magetan, Dyah Putri Kusstia Dewi, menjelaskan bahwa proses sertifikasi masih berlangsung. Ia menuturkan, pelatihan bagi penjamah makanan di dapur MBG telah dijalankan sebagai bagian dari syarat memperoleh sertifikat.
“Prosesnya tidak bisa instan, tetapi sudah kami jalankan bertahap. Sertifikat ini menjadi syarat penting agar dapur benar-benar memenuhi standar kebersihan,” ungkap Dyah.
Menurutnya, langkah ini krusial mengingat di beberapa daerah lain pernah muncul kasus keracunan hingga ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
“Jangan sampai hal serupa terjadi di Magetan. Sertifikat ini untuk memastikan dapur aman bagi anak-anak,” tambahnya.
Bupati Magetan, Nanik Sumantri, memastikan sejauh ini MBG di Magetan berjalan lancar tanpa laporan keracunan makanan.
“Selama program ini berjalan, belum pernah ada kejadian anak-anak sakit karena makanan. Jadi bisa dikatakan aman,” tegas Nanik.
Sebagai langkah pengawasan, Pemkab membentuk Satgas MBG yang akan rutin memonitor setiap dapur sekolah. Selain itu, sebuah posko pengaduan juga dipersiapkan di kawasan Alun-Alun Magetan sebagai pusat informasi dan sarana masyarakat menyampaikan keluhan.
“Kalau ada masalah, warga bisa langsung melapor. Tim Satgas akan menindaklanjuti secara cepat,” jelasnya.
Untuk memastikan mutu makanan, Dyah menambahkan bahwa setiap dapur MBG didampingi ahli gizi. Mereka berperan menyusun menu, mengecek bahan pangan, hingga mengawasi distribusi makanan.
“Menu disusun bersama pihak sekolah dan selalu berganti setiap hari. Bahan makanan juga diupayakan segar dan mengurangi produk olahan pabrik,” jelas Dyah.
Kusnanto – Sinergia