
Sinergia | Kab. Ponorogo – Saat kunjungi Bumi Reog Ponorogo, Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyebut pelaksanaan Sekolah Rakyat tahun ini merupakan tahap awal. Namun ia memastikan program ini tahun depan dengan perbaikan dan penyempurnaan.
Terkait adanya informasi kendala perizinan lingkungan di beberapa lokasi, Gus Ipul mengatakan belum mengetahui detailnya. Namun ia memastikan bahwa seluruh proses perizinan untuk Sekolah Rakyat tengah diproses sesuai prosedur.
Gus Ipul juga menegaskan bahwa Kementerian Sosial telah menyiapkan mitigasi terhadap potensi bullying, kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan intoleransi di lingkungan Sekolah Rakyat. Seluruh kepala sekolah telah dibekali buku panduan dan pedoman.
“Mitigasinya sudah ada, sudah ada buku putihnya, sudah ada buku pegangan bagi kepala sekolah, termasuk untuk mengantisipasi kekerasan dan intoleransi,” ujar gus ipul saat kunjungi sr terintregasi 5 ponorogo (04/08/2025).
Ia pun mengapresiasi dukungan Bupati Ponorogo yang bersedia berkantor di lokasi untuk mendampingi penyelenggaraan Sekolah Rakyat di daerahnya. “Saya senang Pak Bupati siap mendampingi. Ini penting, karena penyelenggaraan dari awal perlu didampingi. Bukan hanya siswa, tapi juga guru dan kepala sekolah perlu pengenalan dan orientasi,” imbuhnya.
Mengenai isu pengunduran diri siswa dan guru, Gus Ipul mengungkapkan bahwa jumlah siswa yang mundur sangat kecil, hanya sekitar 1 persen dari total lebih dari 9.700 siswa.
“Yang mundur hanya 115 siswa, itu pun setelah dialog. Umumnya karena tidak siap tinggal di asrama, rindu orang tua. Kita tidak bisa memaksa. Tapi ada banyak calon siswa yang antre, sehingga langsung digantikan berdasarkan data,” jelasnya.
Sementara itu, untuk guru yang tidak memenuhi panggilan setelah lolos seleksi, jumlahnya sebanyak 143 dari total 1.400 lebih peserta. “Mereka sebelumnya sudah menandatangani kesiapan. Tapi saat dipanggil dan lulus, ada yang tidak hadir karena berbagai alasan, seperti diterima di tempat lain atau lokasi terlalu jauh,” paparnya.
Gus Ipul menekankan bahwa proses seleksi guru Sekolah Rakyat dilakukan oleh tim besar lintas lembaga, termasuk Kemensos, Kemendikbudristek, PAN-RB, dan BKN. Pengganti guru yang mundur akan diambil dari daftar cadangan sesuai kebutuhan mata pelajaran.
Meski ada yang mundur, Gus Ipul mengaku tetap menghormati keputusan mereka. Ia justru mengapresiasi para guru yang tetap bertahan dan rela meninggalkan tempat kerja sebelumnya demi mengabdi di Sekolah Rakyat.
“Saya hormati para guru yang bertahan sampai sekarang. Mereka luar biasa, bahkan ada yang meninggalkan tempat kerja lamanya. Tapi untuk yang mundur, kita juga tidak menyalahkan, kita hormati,” pungkasnya.
Ega Patria – Sinergia