
Sinergia | Ponorogo – Sebuah rumah sederhana di gang sempit Kelurahan Mangkujayan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, menyimpan kisah inspiratif dari remaja berprestasi. Dialah Avan Ferdiansyah Hilmi (19 tahun), anak pasangan Eko Yuliato (55) dan Ummi Latifah (50), yang berhasil mengoleksi ratusan piala dari berbagai lomba akademik sejak duduk di bangku kelas 2 SD hingga lulus SMA.
Avan tak hanya berprestasi di tingkat daerah, tapi juga nasional. Terbaru, ia lolos masuk Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan diterima di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian.
Yang membuat kisah ini semakin menyentuh, kedua orang tua Avan hanya bekerja sebagai penjual es keliling. Dengan penghasilan terbatas, mereka tetap mendukung pendidikan Avan sebisanya. Bahkan, Avan belajar secara mandiri tanpa pernah mengikuti les atau bimbingan belajar.
“Saya setiap hari jualan es kocok keliling sekolah. Tidak pernah menyangka anak saya bisa sejauh ini. Perasaan saya sangat bangga dan haru,” tutur sang ayah, Eko Yuliato, saat ditemui Rabu (09/07/2025).
Eko mengenang momen saat mengantar Avan mengikuti Olimpiade Sains Nasional di ITB saat Avan masih duduk di kelas 10 SMA. “Saya nggak tahu detail lombanya, cuma antar ke hotelnya saja. Tapi waktu itu saya lihat kampus ITB megah sekali. Dalam hati saya cuma bisa berdoa, semoga suatu hari anak saya bisa kuliah di sini,” kenangnya.
Avan pun menceritakan perjuangannya menembus ITB. Ia terus fokus belajar, mengejar nilai terbaik di rapor, dan rajin mengikuti kompetisi yang relevan dengan bidang yang ia incar.
“Setiap hari saya berusaha dapat nilai maksimal. Tugas selalu saya kerjakan, ujian saya pelajari serius. Saya juga ikut lomba-lomba di bidang Kebumian, karena memang sejak awal ingin masuk fakultas itu,” kata Avan.
Tak jarang, pemuda lulusan SMAN 1 Ponorogo ini juga membantu orang tuanya menyiapkan dagangan sebelum belajar. Semangat belajarnya tak pernah luntur meski dihadapkan keterbatasan biaya. “Sejak SMP saya tidak pernah ikut les karena kondisi ekonomi. Sempat ingin, tapi saya tidak ingin memberatkan orang tua. Jadi ya belajar sendiri,” jelasnya.
Kisah inspiratif Avan kemudian viral di media sosial usai diunggah oleh dosen ITB, Santoso Imam (@santosoim), yang membagikan video rumah Avan penuh piala dengan caption, “Awalnya dikira toko piala, tapi ternyata ini rumah Avan, siswa berprestasi dari SMAN 1 Ponorogo yang keterima ITB.” Postingan tersebut telah ditonton lebih dari 4,8 juta kali dan mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk dari @paragoncorp dengan tagar #paradreams.
Ega Patria sinergia