
Sinergia | Ponorogo – Sebuah jembatan penyebrangan di Desa Munggu, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo, roboh akibat pondasinya tergerus derasnya arus sungai. Akibatnya, aktivitas warga terganggu, bahkan beberapa di antaranya nekat menerjang banjir untuk bisa beraktivitas.
Jembatan besi sepanjang 10 x 3 meter itu putus pada Senin malam (17/05/2025) sekitar pukul 19.00 WIB. Peristiwa ini menyebabkan sedikitnya 400 jiwa dari 100 kepala keluarga (KK) di Dukuh Sumber Rejo terisolasi.
Dengan putusnya jembatan, warga yang hendak pergi ke sawah maupun anak-anak yang ingin berangkat ke sekolah terpaksa menyeberangi sungai yang tengah meluap. Meski arus deras dan dasar sungai berbatu, mereka tetap berusaha menyeberang karena tidak ada alternatif lain.
“Jembatannya ambrol, Mas. Terpaksa nyebrang sungai. Anak saya sampai harus saya gendong karena ada acara di sekolah. Kalau lewat jalan lain harus memutar jauh,” ujar Selamet, salah satu warga.

Selain arus yang deras, kondisi dasar sungai yang tidak rata semakin membahayakan keselamatan warga. Hal ini juga diamini oleh Serda Cahyo Arif, Babinsa Desa Munggu, yang turut membantu warga menyeberang.
“Selain arus deras, dasar sungai ini berbatu dan tidak rata. Sangat berbahaya bagi warga yang menyeberang,” katanya.
Jembatan ini merupakan akses utama warga menuju sekolah dan pasar. Tanpa jembatan, mereka harus mencari jalur alternatif dengan memutar sejauh 10 kilometer melewati jalan tanah yang licin, terutama saat musim hujan.
“Ini kejadiannya kemarin malam, Mas. Sungai meluap dan jembatan roboh. Ini jalan utama kami, kalau mau lewat jalan lain harus mutar 10 kilometer, itu pun jalannya masih tanah dan licin kalau hujan,” ungkap Muhamad Sobirin, warga lainnya.
Warga berharap pemerintah segera membangun jembatan darurat agar mereka bisa beraktivitas dengan aman.
Hingga saat ini, warga masih menunggu perhatian dari pihak terkait untuk segera mengambil langkah darurat dalam mengatasi masalah ini.
Ega Patria – Sinergia