
Sinergia | Kab. Magetan – Sebuah sepeda motor yang tumpangi 1 keluarga diduga mengalami rem blong dan menabrak rumah warga di Jalan Raya Sarangan, tepatnya di pertigaan Ngerong, dekat Warung Kopi Mbah Jaman, Desa Dadi, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Kamis malam (10/07/2025) sekitar pukul 19.00 WIB.
Akibat kecelakaan tersebut, satu anak dilaporkan meninggal dunia di lokasi kejadian, sementara sang ibu dan dua anak lainnya dilarikan ke Puskesmas Plaosan dengan luka-luka.
Menurut kesaksian warga sekitar, Rifqi (23), keluarga tersebut sebelumnya berwisata ke kawasan Telaga Sarangan menggunakan mobil. Namun, kendaraan mereka mogok saat hendak pulang. Mereka lalu meminjam sepeda motor milik warga untuk kembali ke Magetan.
“Setelah mobilnya mogok, mereka pinjam motor warga dan boncengan berempat. Tapi saat menuruni jalan Ngerong, remnya blong dan langsung menabrak rumah warga,” ujar Rifqi.
Sepeda motor Honda Beat bernomor polisi AE 5221 QE dikendarai oleh Tutik Setiawati (37), warga Jalan Biliton, Magetan. Ia membonceng ketiga anaknya, M. Tyosa Yuan Maulana (14), M. Tyosa Wafiq Sasono (2) dan M. Tyosa Juna Sasono (8). Juna meninggal dunia di tempat kejadian akibat insiden tersebut.
Tutik mengalami patah tangan akibat benturan keras. Ia bersama dua anaknya yang selamat segera dievakuasi ke Puskesmas Plaosan untuk mendapatkan perawatan intensif.
Petugas kepolisian yang menangani kasus ini mengungkapkan bahwa rumah warga yang tertabrak merupakan lokasi rawan kecelakaan. Ini merupakan kejadian kedua motor menabrak rumah tersebut akibat rem blong saat melintasi jalan menurun dari arah Sarangan.
“Korban tidak mampu mengendalikan motornya di jalur curam. Dugaan sementara, rem tidak berfungsi maksimal karena membawa beban berlebih dengan empat penumpang,” ujar petugas di lokasi kejadian.
Jenazah M. Tyosa Juna Sasono telah dipulangkan ke rumah duka di Magetan, sementara pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kondisi kendaraan dan penyebab pasti kecelakaan.
Kecelakaan ini menjadi peringatan keras akan pentingnya menjaga kondisi kendaraan dan mematuhi batas kapasitas angkut. Utamanya saat melintasi jalur ekstrem di kawasan pegunungan seperti Sarangan. Berkendara di malam hari dengan medan menurun juga menambah risiko, terlebih jika kendaraan dalam kondisi tidak prima.
Kusnanto – Sinergia