By
Sinergia | Kab. Ponorogo – Kesenian Reog tidak hanya dimainkan oleh para seniman profesional, tetapi juga merambah ke lingkungan Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Ponorogo. Di balik jeruji besi, para warga binaan bersama petugas rutan membentuk grup Reog Sardulo Condrodimuko yang secara rutin berlatih dan tampil dalam berbagai kesempatan.
Reog bukan sekadar hiburan di dalam rutan, tetapi menjadi bagian dari program pembinaan kepribadian bagi warga binaan. Dengan mengikuti kesenian khas Ponorogo ini, mereka diajarkan tentang kedisiplinan, kerja sama, serta nilai-nilai budaya yang luhur.
“Reog ini menjadi sarana pembinaan yang positif dan efektif. Selain itu juga kolaborasi petugas rutan dan warga binaan, sehingga kami bersama-sama melestarikan budaya asli Ponorogo ini,” ujar Kepala Rutan Kelas IIB Ponorogo, Agus Imam Taufik.
Keberadaan grup Reog ini juga menjadi upaya konkret dalam menjaga warisan budaya daerah. Seni pertunjukan yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda ini kini memiliki tempat khusus di dalam rutan.
“Mereka ini dari berbagai latar belakang, mulai dari narapidana kasus kriminal ringan hingga petugas yang bertugas di rutan. Kita memiliki keinginan untuk bisa tampil di ajang yang lebih besar” imbuh Agus.
Bahkan, Reog Sardulo Condrodimuko memiliki mimpi bisa ikut serta dalam Festival Reog Nasional yang rutin digelar setiap tahun. Meski masih berada dalam lingkungan terbatas, semangat mereka untuk terus melestarikan budaya tidak surut.
“Reog sebagai seni tradisional ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi sarana pemulihan dan pemberdayaan bagi warga binaan” pungkasnya.
Patria – Sinergia
